Sanksi embargo dicabut, Indonesia-Iran buka peluang investasi
Merdeka.com - Sanksi embargo terhadap Iran telah dicabut sejak November 2013. Dengan demikian, terbuka lebar peluang kerja sama antara Indonesia dengan Iran, utamanya dari sisi investasi.
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia berharap, para pengusaha nasional dapat memanfaatkan peluang bisnis dan berani memanfaatkan momentum tersebut.
Ketua KADIN Indonesia Suryo B. Sulisto menyebutkan, jumlah penduduk Iran hampir mencapai 80 juta orang dengan GDP per kapita mencapai USD 15.000. Dengan gambaran ini, peluang besar pasar konsumsi untuk produk agro, makanan, suku cadang otomotif, farmasi, tekstil, termasuk pariwisata.
"Hari ini sekitar 50 pengusaha Iran melakukan temu usaha dengan pengusaha nasional," kata Suryo di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (11/2).
Sekitar 50 pengusaha yang melakukan temu bisnis dengan pengusaha Indonesia, bergerak di sektor minyak dan gas, shipping, makanan, transportasi, karpet, pupuk, perbankan, semen, penerbangan, pengepakan, material bangunan dan konstruksi, perangkat rumah tangga, tour and travel, farmasi, tekstil, suku cadang otomotif dan lain-lain.
Melalui temu bisnis ini kedua pihak diharapkan saling mengeksplorasi perluasan dan peningkatan kerja sama. Berdasar data Kementerian Perdagangan, pada 2012 total kerja sama Indonesia-Iran meningkat sekitar lima kali lipat menjadi USD 1,26 miliar.
"Meski nilainya pasang surut, tetapi dengan saling melengkapi dan memperkuat hubungan kemitraan dan perdagangan, diperkirakan nilainya akan jauh meningkat," imbuh Suryo.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi sorotan investor dan pedagang asing. Indonesia punya nilai tambah sebagai produsen utama gas alam, minyak sawit, karet, mineral, batu bara, kertas, dan produk manufaktur.
Saat ini, lanjut Suryo, Indonesia sedang mengalami transisi dari ekonomi ekstraktif menjadi ekonomi bernilai tambah dari pelbagai sumber daya alam yang dimiliki.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menyoroti pentingnya kolaborasi sektor bisnis untuk mewujudkan visi bersama kedua negara.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia diprediksi merosot jika konflik Iran versus Israel berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaSecara dampak langsung melalui perdagangan akan relatif minimal.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga diminta menekan impor barang pangan dan barang konsumsi
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya