Rusia dan Iran terus lobi Indonesia bangun pembangkit tenaga nuklir
Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih membahas rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Meski masih wacana, ternyata pemerintah sudah mendapat sambutan baik dari negara lain. Mereka menyatakan akan ikut berinvestasi di Indonesia.
Direktur Jendral Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengaku, sejauh ini Rusia paling agresif menawarkan paket investasi nuklir. Mulai dari pembangunan hingga pendidikan bagi tenaga ahli dalam negeri.
"Yang paling agresif negara yang datang ke kita Rusia. Mereka menawarkan paket yang mulai ngajarin kita, bagaimana nuklir itu dikelola, mendidik orangnya, fasilitasnya, membangunnya, merawatnya, sampai mengurus limbahnya. Mereka paket," kata Rida di Jakarta, Senin (10/8).
Selain Rusia, lanjut Rida, Iran juga berminat untuk investasi ini. Tercatat Iran berminat investasi PLTN sejak 2012 silam. "2012-2013. Sudah ngobrol-nogbrol. Baru ngobrol saja, belum sampai write down MoU atau kerjasama konkret belum. Kita lagi mengurutkan perlunya kita apa," ungkapnya.
Namun demikian, pembangunan pembangkit tenaga nuklir masih menimbulkan pro dan kontra. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi mengungkapkan selama ini masyarakat terjebak salah kaprah memahami penggunaan nuklir untuk sumber energi.
Salah kaprah pertama terkait anggapan jika tenaga nuklir merupakan energi yang murah. "Itu tidak benar. Betapa mahalnya teknologi nuklir ini," ujar Rinaldy dalam diskusi Energi Kita yang digelar merdeka.com, RRI, IJTI, IKN dan Sewatama di Restoran Bumbu Desa, Jakarta Pusat, Minggu (7/6).
Dia berkaca dari kejadian meledaknya PLTN di Fukushima, Jepang. Akibat kejadian tersebut, standar pembangunan PLTN dibuat tinggi demi keamanan. Otomatis biaya yang dibutuhkan juga besar. Belum lagi biaya perbaikan jika mengalami kejadian seperti yang dialami PLTN Fukushima yang disebut-sebut menghabiskan Rp 600 miliar.
"Ini selama 5 tahun Batan tidak berhasil yakinkan DEN," ujar Rinaldy dalam diskusi 'Energi Kita' di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (7/6).
Salah kaprah kedua, anggapan yang menyebut jika Indonesia kaya akan sumber daya uranium. Padahal belum ada bukti yang valid soal ketersediaan bahan baku alam tersebut.
"Saya mendapat data uranium bisa untuk 130 tahun itu tidak benar. Ada dua mantan Menristek mengatakan uranium melimpah karena di laut ada uranium. Keberadaan uranium ini kita belum ada bukti," tambahnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaIsrael Mau Balas Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Bereaksi
Sebagai salah satu sekutu dekat Iran, Rusia tak tinggal diam atas rencana balasan Israel.
Baca SelengkapnyaIran Vs Israel Picu Perang Dunia Ketiga, Bagaimana Sikap Harus Diambil Indonesia?
Serangan Iran bentuk balasan terhadap Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah hingga menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Islam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Putin Kembali Menang Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Putin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Baca SelengkapnyaTangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman
Amerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Dampak Konflik Iran-Israel buat Indonesia
Konflik Iran-Israel merugikan Indonesia khususnya komoditas yang diimpor.
Baca SelengkapnyaGelapkan Pajak dan Sembunyi di Bali, Bule Rusia Dideportasi
Petugas Imigrasi mendeportasi WN Rusia berinisial DL (36). Dia diketahui melakukan penggelapan pajak skala besar di negaranya lalu sembunyi di Bali.
Baca Selengkapnya10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?
Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaIsrael Habiskan Rp20 Triliun Untuk Tangkis Rudal Iran, 10 Kali Lipat Lebih Besar dari Biaya Serangan Iran
Israel Habiskan Rp20 Triliun Untuk Tangkis Rudal Iran, 10 Kali Lipat Lebih Besar dari Biaya Serangan Iran
Baca Selengkapnya