Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rupiah terus melemah, kebijakan BI tak ampuh?

Rupiah terus melemah, kebijakan BI tak ampuh? idr rupiah. shutterstock

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) telah menelurkan beberapa kebijakan guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Kendati demikian, tampaknya kebijakan tersebut belum terlalu ampuh menjaga Rupiah dari keterpurukan terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs, mengakui kebijakan bank sentral ditujukan untuk menjaga stabilitas moneter dalam jangka panjang. Sementara keterpurukan Rupiah saat ini dikarenakan pengaruh sentimen yang sifatnya relatif jangka pendek.

"Kebijakan kita itu diarahkan ke jangka panjang, setidaknya untuk mencapai target inflasi tahun 2014. Tapi untuk short term ini kan masalah sentimen, masalah kepercayaan. Kalau sekarang masalah kepercayaan itu sulit," ungkap Peter di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8).

Menurut Peter, terpuruknya nilai tukar Rupiah yang diakibatkan sentimen global tersebut akan kembali normal. "Sentimen jangka pendek ini akan kembali normal. Sentimen itu akan berbalik lagi, pengaruhnya lebih banyak dari faktor eksternal di luar kita. Faktor internalnya ya di current account itu. Kita kan masih defisit," jelas Peter.

Peter mengatakan, kondisi Indonesia masih relatif lebih baik ketimbang negara-negara lain. "Thailand sudah menyatakan krisis," ungkap Peter.

Menurut data BI, Rupiah hari ini dibuka di level Rp 10.723 per USD atau melemah dari hari Selasa (20/8) yang berada di level Rp 10.504. Sementara nilai tukar di beberapa bank sudah mencapai level Rp 11.000 per USD.

Menurut situs resmi Bank Mandiri, nilai tukar rupiah terhadap USD yang berlaku di bank tersebut adalah Rp 10.700 untuk beli dan Rp 11.257 untuk jual. Nilai yang berbeda berlaku di Bank Central Asia, dalam situs resminya, BCA memberlakukan harga Rp 10.900 untuk beli dan Rp 11.300 untuk jual.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan tekanan terhadap Rupiah dan pasar keuangan, masih erat kaitannya dengan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

"Tekanan di pasar keuangan, termasuk nilai tukar Rupiah, masih berlanjut hari ini. Karena faktor global, yaitu isu tappering The Fed, dan faktor domestik, khususnya defisit transaksi berjalan," tutur Perry dalam pesan singkat yang diterima merdeka.com, Jakarta.

Perry menegaskan bahwa bank sentral akan terus berada di pasar keuangan dalam upaya intervensi di pasar valas untuk stabilkan nilai tukar Rupiah. "Kita juga melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder. Dalam 2 hari ini kita beli SBN sekitar Rp 2,6 triliun. Selama tahun 2013 kita telah beli sekitar Rp 31 triliun," tutur Perry.

(mdk/bmo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.

Baca Selengkapnya
Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia di Triwulan I-2024 Masih Terjaga
Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia di Triwulan I-2024 Masih Terjaga

Hal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik Dibanding Ringgit
Sri Mulyani: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik Dibanding Ringgit

Kinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kondisi Ini Diyakini Bikin Rupiah Menguat di Tahun 2025
Kondisi Ini Diyakini Bikin Rupiah Menguat di Tahun 2025

Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Siap Bersinergi dengan Prabowo Cetak Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Bank Indonesia Siap Bersinergi dengan Prabowo Cetak Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Untuk memastikan hal tersebut pihaknya menambahkan pengaturan mengenai Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Sentuh Level Rp16.000, Gubernur BI: Nggak Usah Kaget, Nggak Usah Bingung
Nilai Tukar Rupiah Sentuh Level Rp16.000, Gubernur BI: Nggak Usah Kaget, Nggak Usah Bingung

Perry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya