Rupiah Melemah Seiring Investor Beralih ke Aset Aman
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Senin (19/7). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp14.517 per USD, melemah dibanding penutupan di perdagangan minggu lalu di Rp14.497 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih melemah usai pembukaan ke Rp14.533 per USD. Rupiah pun sempat bergerak fluktuatif. Meski demikian, Rupiah menguat dan saat ini berada di Rp14.524 per USD.
Tim Riset Monex Investindo Futures mencatat, nilai tukar rupiah pada awal pekan, melemah seiring beralihnya investor ke aset aman.
"Di awal sesi Senin, dolar AS masih nampak diminati sebagai aset likuid di tengah meningkatnya pandemi corona di AS yang mulai menggeser perhatian pasar dari isu tapering stimulus AS," tulis tim dalam kajiannya di Jakarta, dikutip Antara, Senin (19/7).
Kurs dolar AS pada akhir pekan lalu meningkat didukung oleh investor yang beralih ke aset aman karena meningkatnya jumlah kasus infeksi COVID-19 yang membayangi pemulihan ekonomi. Penguatan dolar AS juga terjadi meskipun Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis (15/7) menegaskan bahwa kenaikan inflasi kemungkinan hanya sementara dan bank sentral AS akan terus mendukung ekonomi.
Pada Senin malam, akan dirilis laporan Indeks Pasar Perumahan AS oleh National Association of Home Builders (NAHB) dan berpeluang memengaruhi pergerakan dolar.
Dari domestik, pelaku pasar akan mencermati rencana perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kabarnya akan diumumkan hari ini. Dari dalam negeri, terjadi penambahan 44.721 kasus baru COVID-19 pada Minggu (18/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 2,87 juta kasus.
Sebanyak 73.582 orang meninggal akibat terpapar COVID-19. Meski demikian, sebanyak 2,26 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 542.236 kasus.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman
Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya