Rupiah Melemah ke Rp14.120 per USD Seiring Naiknya Kasus Positif Covid-19
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs RUpiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore ditutup melemah seiring kenaikan jumlah kasus Covid-19.
Rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.120 per USD dibandingkan hari sebelumnya Rp14.090 per USD.
"Memang sentimen negatif muncul dari memburuknya pandemi di banyak negara," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Senin (30/11).
Survei oleh Komisi Eropa menunjukkan sentimen ekonomi Zona Euro turun pada November, yang pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir akibat gelombang kedua Covid-19 yang melanda benua Eropa.
Terjadi penurunan aktivitas bisnis Prancis pada November karena penguncian kedua akibat penyebaran Covid-19. Sedangkan jumlah infeksi Covid-19 di Jerman telah melampaui angka satu juta dengan jumlah kematian harian mencapai rekor tertinggi hari di minggu lalu.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penambahan jumlah kasus positif per 29 November 2020 memecahkan rekor sebanyak 6.267 kasus sehingga angka kumulatif pasien positif di Indonesia mencapai 534.266 orang.
Sementara itu jumlah pasien sembuh juga bertambah menjadi 3.810 orang dengan total kasus sembuh menjadi 445.793 orang. Adapun kasus meninggal bertambah 169 orang dengan total kumulatif sebanyak 16.815 orang.
"Memburuknya pandemi ini menjadi sentimen yang dominan hari ini," ujar Rully.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.070 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.070 per USD hingga Rp14.137 per USD.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, Rupiah menguat menjadi Rp14.128 per USD dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.145 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca Selengkapnya