Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rupiah melemah karena terlalu banyak dana asing di ekonomi Indonesia

Rupiah melemah karena terlalu banyak dana asing di ekonomi Indonesia

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah kembali ditutup melemah dibanding kemarin. Hari ini, Selasa (25/6), Rupiah ditutup di posisi Rp 14.060 per USD.

‎Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai merosotnya nilai tukar Rupiah tak hanya disebabkan faktor eksternal. Kondisi perekonomian dalam negeri juga turut memicu terpuruknya Rupiah. Besarnya dana asing dalam sistem perekonomian nasional membuat Rupiah rawan goyah.

Besarnya dana asing bisa terlihat dari Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Utang Negara (SUN) yang mencapai 38 persen.

"Tidak harus persoalan Yuan ini yang harus didengungkan, Rupiah sudah rentan kalau soal kurs. Terlalu besar dana asing di dalam ekonomi kita," ujar Darmin di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/8).

Jika dibandingkan beberapa negara, persentase dana asing di surat berharga Indonesia memang terbilang tinggi. Di India kepemilikan asing pada surat berharganya hanya 7 persen, Brasil hanya 20 persen, Korea Selatan 16 persen dan Thailand 14 persen.

Sementara dana asing di SBN Indonesia berdasarkan data bank sentral, pada April lalu kepemilikan asing pada SBN pernah mencapai 40 persen, turun menjadi 37 persen dan kembali naik menjadi 38,8 persen.

Selain SBN, kata Darmin dana asing juga menguasai pasar modal Indonesia. Bahkan persentasenya mencapai 60 persen.

"Kalau sebanyak itu asing, itu artinya apa? Batuk sedikit ya keluar dia, kita goyah," jelas dia.

Meski begitu, Darmin mengakui Indonesia tetap membutuhkan dana asing untuk investasi di segala bidang dan memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia. Karena itu cadangan valuta asing di Indonesia tetap terjaga.

"Jadi tidak ada jalan lain, jawabannya sebenarnya adalah masuknya uang dari luar," ungkapnya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Menurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?

10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?

Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.

Baca Selengkapnya