Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.427 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah ditutup melemah 17 poin walaupun disesi siang sempat melemah 40 poin di level Rp14.427 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.410 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp14.400 hingga Rp14.450 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pemerintah secara terang-terangan memiliki kekhawatiran terhadap ancaman ekonomi di masa yang akan datang bukan hanya buruk bagi Indonesia, tapi juga dunia. Hal ini dikarenakan kebijakan stimulus yang jor-joran sehingga mengakibatkan harga-harga komoditas melonjak lebih tinggi.
"Kekhawatiran ini kemudian diketahui berdasarkan Laporan World Economic Forum (WEF) bertajuk The Global Risk Report 2021. Laporan ini tentang bagaimana banyak negara dihadapkan konsekuensi atas kebijakan yang diambil ketika menghadapi pandemi," ujar Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Rabu (17/3).
Berbagai risiko diidentifikasi dengan adanya kebijakan countercyclical seluruh negara di dunia. "Ke depan kita melihat berbagai risiko asset bubbles, price instability, commodity shocks and debt crises dan risiko geopolitik," jelas Ibrahim.
Sementara itu dalam jangka waktu 10 tahun ke depan, risiko yang perlu dikhawatirkan adalah cuaca ekstrim, kegagalan tindakan iklim dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut maka pemerintah sepertinya tidak punya pilihan lain, selain pulih lebih cepat.
"Pemulihan ini kan salah satu fungsinya adalah confident masyarakatnya pulih dalam aktivitas ekonomi, mulai dari konsumsi, investasi, belanja rumah tangga, dan lain-lain. Sehingga ancaman besar tersebut tidak melanda ekonomi tanah air. Khususnya untuk jangka pendek dan menengah," jelasnya.
Selain itu Bank Indonesia, kata Ibrahim, harus bisa memanfaatkan situasi seperti ini dengan strategi bauran ekonominya guna untuk bisa menstabilkan mata uang rupiahnya. Kebijakan tersebut bukan fokus ke menurunkan suku bunga acuan tetapi tetap melakukan intervensi di pasar obligasi dan valas di perdagangan DNDF.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaPergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca Selengkapnya