RI perlu belajar dari Ceko, Kenya dan Peru cara hadapi krisis
Merdeka.com - Bank Dunia menilai penerapan manajemen risiko tidak hanya penting dilaksanakan sebagai proteksi tapi memiliki manfaat bagi negara.
Direktur Laporan Perkembangan Dunia Bank Dunia Norman Loayza mengatakan, selain dapat menghindarkan masyarakat dan negara dari krisis, penerapan manajemen risiko juga mampu menciptakan inovasi dan peluang-peluang baru bagi masyarakat.
Pengelolaan risiko secara efektif merupakan kombinasi antara kapasitas untuk mempersiapkan diri terhadap risiko dengan kemampuan untuk mengatasi risiko.
"Dalam pengelolaan risiko keuangan, kita dapat mengambil contoh pengelolaan krisis keuangan nasional yang melanda Republik Ceko, Kenya, dan Peru. Pada tahun 1990-an negara-negara ini mengalami dampak krisis ekonomi dunia," kata Norman di The Energy Building, SCBD, Jakarta, Kamis (24/4).
Menurutnya, krisis keuangan yang melanda Republik Ceko, Kenya dan Peru berimbas pada anjloknya pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut. Namun, mereka sukses menerapkan manajemen risiko paska krisis keuangan yang dihadapi.
Saat ketika krisis keuangan kembali melanda dunia pada 2008 dan 2009, tiga negara tersebut memiliki respons yang lebih baik dalam menghadapi krisis. Penerapan manajemen risiko berimbas positif pada ketahanan terhadap dampak krisis yang lebih baik.
Norman memaparkan, ketiga negara tersebut mengembangkan sistem keuangan yang lebih hati-hati, menekan inflasi ke level yang lebih rendah, dan peningkatan cadangan devisa. Sehingga dampak krisis ekonomi global tidak terlalu besar dirasakan.
"Indonesia bisa belajar dari ketiga negara ini. Namun yang saya lihat, Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatan punya upaya yang sangat bagus dalam menangani dampak krisis finansial global tahun 1997. Ini karena regulasi makroprudensial dan regulasi finansial," tutur Norman.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri Kembalikan Kerugian Negara Akibat Pencucian Uang Sebesar Rp3,74 Triliun
Bareskrim Polri bertugas menangani seluruh tindak pidana asal dari pencucian uang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaAda 431 Kasus Korupsi Diusut Polisi di Tahun 2023, Kerugian Negara Capai Rp3,6 Triliun
Polri juga menetapkan 887 tersangka tersangka kasus Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaMengejutkan, Kerugian Dampak Perubahan Iklim Ternyata Mencapai Rp544 Triliun
Sri Mulyani berharap dalam forum REDD+ ini bisa menjadi wadah untuk saling bertukar wawasan dan pengalaman antar pimpinan dan pejabat.
Baca SelengkapnyaEkonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca Selengkapnya