RI Jadi Negara Dengan Reformasi Bisnis Terbanyak di Asia Timur, Kalahkan China
Merdeka.com - Studi Doing Business 2020 dari Grup Bank Dunia menyebut Indonesia merupakan negara terbanyak dalam melakukan reformasi bisnis di Kawasan Asia Timur setelah China. Negara-negara di Kawasan Asia Timur dan Pasifik setidaknya melakukan 33 reformasi peningkatan iklim usaha selama setahun terakhir.
Tercatat, Indonesia dan Myanmar masing-masing melakukan 5 reformasi bisnis, sebagian besar melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai contoh, Indonesia memperkenalkan sistem pelaporan dan pembayaran online untuk jenis pajak utama dan sistem elektronik manajemen perkara untuk para hakim.
Selanjutnya, Indonesia juga meningkatkan proses pengurusan dokumen pabean untuk ekspor secara online, mengurangi waktu kepatuhan perbatasan untuk mengekspor sebesar tujuh jam.
"Di kawasan Asia Timur dan Pasifik, Indonesia merupakan kedua tertinggi yang melakukan perbaikan setelah China," ungkap Analis Bank Dunia Maksym Lavorskyi, Jumat (25/10).
China tercatat melakukan delapan reformasi seperti membantu perusahaan kecil dan menengah mengakses pasar internasional dengan menerapkan deklarasi kargo di muka, meningkatkan infrastruktur pelabuhan, mengoptimalkan administrasi bea cukai dan mempublikasikan jadwal biaya.
Selain itu, konstruksi di China juga sekarang lebih aman karena persyaratan yang lebih ketat bagi para profesional yang bertanggungjawab melakukan inspeksi teknis.
Di sisi lain, China juga menyederhanakan persyaratan untuk konstruksi berisiko rendah dan menjadikan proses lebih efisien untuk mendapatkan sambungan air dan drainase, mengurangi waktu tunggu untuk semua izin wajib sebanyak 44 hari.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaDi Asia, China menempati posisi rasio utang terhadap PDB yang tertinggi mencapai 77,10 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPerusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaForum ini menunjukan relasi Singapura-Indonesia dalam bisnis sangat kuat dan dinamis.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya