Punya Nilai Ekonomi, Pelepah dan Lidi Sawit Mulai Dilirik Pengusaha
Merdeka.com - Jaringan Pengusaha Nasional (JapNas) yang terdiri dari mayoritas pengusaha muda mulai melirik potensi pelepah hingga lidi sawit menjadi industri baru. Pengusaha menargetkan kedua produk itu punya nilai jual.
Ketua Umum Pengurus JapNas Wilayah Riau, Arif Eka Saputra mengatakan selama ini pelepah dan lidi masih terbiarkan begitu saja. Padahal saat ini Riau memiliki kebun kelapa sawit terluas di Indonesia mencapai 4,02 juta hektare.
"Daerah lain, lidi kelapa sawit sudah punya nilai ekonomi dan bahkan diekspor ke luar negeri. Lantas kulit pelepah kelapa juga sudah punya nilai ekonomi. Kenapa yang semacam ini di Riau tidak bisa kita jadikan bernilai ekonomi," kata Arif usai pelantikan pengurus PW JapNas di Pekanbaru, Kamis (25/3).
Ketua Harian JapNas Riau, Victor Yonathan merinci, jika tiga juta hektare saja dari luasan sudah berproduksi dengan umur di atas delapan tahun, maka potensi pelepah tiap enam bulan telah bisa dimanfaatkan industri mencapai 1,1 miliar batang pelepah.
"Anggaplah setiap enam bulan dari satu batang kelapa sawit itu dibuang tiga pelepah dan satu batang pelepah itu menghasilkan 1 kilogram lidi. Maka lidi yang bisa dimanfaatkan sudah 1 juta ton lebih," kata Viktor.
Saat ini kata Viktor, memang sudah ada yang memanfaatkan lidi sawit. Salah satunya lidi kelapa sawit di daerah itu yang melimpah telah diekspor ke Pakistan.
"Di Indragiri Hulu sudah ada mengusahai ini. Dari dua perusahaan saja pengepul ini bisa mendapatkan 17 ton lidi. Harga beli Rp 2 ribu per kilogram, dikirim ke Pakistan," katanya.
Sementara untuk kulit pelepah sawit, bisa dijadikan bahan meubel. Hanya saja butuh waktu untuk pengeringan, pembersihan agar memunculkan tekstur yang bagus.
"Sebenarnya, pohon kelapa sawit sangat bisa untuk jadi meubel. Tetapi kita fokus dulu ke yang dua bahan ini," ujarnya.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution optimistis JapNas dapat menjawab semua tuntutan modern. Termasuk menyiapkan sumber daya manusia untuk berinovasi.
"Japnas sebagai salah satu organisasi tempat berhimpunnya pengusaha, tentu harus dapat merespons dengan baik tuntutan dan tantangan yang muncul di era global saat ini. Salah satu yang perlu dilakukan oleh pengusaha dalam menjawab tuntutan ini, adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, memiliki kemampuan inovasi dan daya saing pengusaha nasional sebagai garda ekonomi nasional," kata Edy Natar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaSeorang penjahat kasus pembunuhan di Jawa Tengah mengaku menyesal telah melakukan pembunuhan, namun ia terpaksa karena keadaan.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaPengusaha menyebut, penundaan pajak hiburan yang diserukan Luhut Panjaitan hanya sementara.
Baca SelengkapnyaSetiap daerah memiliki makanan daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah macam-macamnya di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaJamu Dewi Poetri pun dikenalkan dan dipuji Jokowi layak masuk pasar yang lebih besar kepada seluruh anggota PNM yang hadir.
Baca SelengkapnyaSaat ini Wawan memiliki usaha produksi peralatan keamanan lintasan kereta api.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca Selengkapnya