Produksi garam nasional hanya 4 persen dari target 3 juta ton
Merdeka.com - Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan saat ini produksi garam di Indonesia pada tahun lalu hanya mencapai empat persen.
"Produksi tahun 2016 hanya mencapai empat persen dari target, atau tepatnya 144.000 ton dari target 3 juta ton," kata Brahmantya di gedung KKP, Jakarta, Selasa (10/1).
Rendahnya produksi garam ini disebabkan siklus anomali cuaca (La Nina) yang menjadikan wilayah Indonesia kemarau basah sepanjang tahun lalu. "Garam sekarang 'puso' karena benar-benar kondisi alam. Koordinasi dengan pihak industri telah dilakukan. Intinya target swasembada garam harus ada dan harus ekstensifikasi lahan," katanya.
Sementara itu, Kasubdit Air Laut, Non Energi, dan Benda Muatan Kapal Tenggelam Zaki Mahasin mengatakan pemerintah tidak bisa lepas dari impor untuk memenuhi garam konsumsi Indonesia.
Zaki mengatakan izin impor dibuka hanya hingga April 2017 sebesar 226.000 ton. Kemudian sisanya dipenuhi dari hasil panen petani garam rakyat (lokal), yang mana perkiraannya panen pada Mei-Desember dan Agustus-September.
"Insya Allah bisa (setelah April menggunakan garam lokal) karena kemarin kita koordinasi dengan BMKG. Tahun lalu, kondisi karena curah hujan di atas rata-rata (jadi gagal panen). Data sampai Maret, dari BMKG udah mulai menunjukan normal. Kemarau April-Mei udah mulailah nanti," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya
Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Bea Cukai 2023 Tak Capai Target Gara-Gara Cukai Rokok Naik 10 Persen
"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaLusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaPemerintah Akui Kurang Antisipasi Dampak El Nino di Indonesia
Pemerintah waspadai dampak el nino pengaruhi suplai listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaKondisi Permasalahan Sampah, Kualitas Air dan Gizi di Indonesia
Pengelolaan sampah secara berkelanjutan masih perlu menjadi perhatian serius di Indonesia.
Baca Selengkapnya