Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Prajogo Pangestu tambah kepemilikan saham di Barito Pacific

Prajogo Pangestu tambah kepemilikan saham di Barito Pacific Prajogo Pangestu ikut Tax Amnesty. ©2016 merdeka.com/hana adi

Merdeka.com - Pendiri dan pemilik Grup Barito Pacific (BRPT), Prajogo Pangestu memperbesar kepemilikan saham di perusahaannya, setelah sebelumnya juga sempat menggunakan haknya dalam rights issue. Prajogo melakukan pembelian 22,9 juta saham dari publik yang meningkatkan kepemilikannya menjadi 77,1 persen.

Sebelumnya, dalam PUT II (rights issue) yang telah selesai pada Juni 2018, Prajogo Pangestu telah melaksanakan haknya sebesar Rp 7,4 triliun dan melakukan pemesanan tambahan sebesar Rp 1,4 triliun pada harga Rp 2.330 per saham yang meningkatkan kepemilikannya dari 71,2 persen menjadi 77,1 persen.

BRPT menggunakan hasil PUT II untuk mengakuisisi Star Energy. Sebagai produsen energi panas bumi terbesar di Indonesia dan kedua di dunia berdasarkan kapasitas produksi, Star Energy akan membantu diversifikasi pendapatan BRPT dengan arus kas kontraktual jangka panjang.

Menurut Kepala Analis Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe, prospek bisnis BRPT akan meningkat pasca akuisisi Star Energy. Merujuk harga saham BRPT saat ini, menurut Kiswoyo sangat murah. Dia melihat, aksi penambahan saham Prajogo di Barito merupakan kepedulian dan optimisme owner terhadap perusahaannya. Tentunya, hal itu akan menjadi sentimen positif bagi investor publik maupun ritel.

‎"Efeknya bagus, sebagai owner atau pemilik melihat harga saham BRPT saat ini sudah murah sekali. BRPT masih di bawah harga wajar, hal ini bisa menjadi menjadi sentimen positif bagi investor publik dan institusi untuk masuk," ujar Kepala Analis Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe seperti dikutip dari Antara Jakarta, Kamis (12/7).

Langkah korporasi ini diyakin tidak akan membuat bingung investor terkait harga wajar BRPT di pasar saham Indonesia. "Ownernya saja berani, apalagi investornya. Investor sebelumnya bingung, karena orang tahu kan sebelum harga naik, pasti harus masuk. Jadi ini akan banyak masuk dari para investor," ucap Kiswoyo.

Berdasarkan perhitungan yang ada, harga saham Barito akan makin meningkat pula. Dia memperkirakan, posisi harga saham Barito bisa mencapai Rp 3.000 per saham.

Kenaikan harga saham Barito ditopang bisnis Barito Pacific tidak memiliki kompetitor. Sehingga, bisnis yang dijalankannya akan melenggang terus. Pada akhirnya berdampak baik bagi kinerja keuangan perseroan ke depannya.

"Kinerja BRPT utamanya ditopang oleh Chandra Asri/TPIA dengan bisnis petrokimianya. Di sini kan kebutuhan petrokimia masih banyak dipenuhi impor. Di Indonesia hanya grup Barito satu-satunya perusahaan petrokimia yang terintegrasi dan terbesar di Indonesia. Ditambah lagi ada Star Energy, maka akan memberikan nilai tambah lebih bagi Barito," sebut dia.

Seperti diketahui, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., anak entitas BRPT yang merupakan satu-satunya perusahaan petrokimia terintegrasi dan terbesar di Indonesia, baru-baru ini telah menyelesaikan pemilihan teknologi untuk komplek petrochemical kedua dengan perkiraan investasi sekitar USD 4- USD 5 miliar. Komplek petrokimia kedua akan terdiri dari 1,1 MMTA ethylene dengan berbagai produk hilir, yang ditargetkan beroperasi pada awal tahun 2024.

BRPT juga memiliki operasi greenfield sebagai produsen listrik independen melalui kerja sama dengan PT Indonesia Power untuk proyek pembangkit listrik PLTU Suralaya 9-10 Ultra Super Critical (2 x 1.000 MW) dengan total biaya proyek sebesar USD 3.1 Miliar. Proyek tersebut telah mengumumkan pemilihan EPC dan menargetkan financial closing pada kuartal I-2019.

Analis dari AAEI, Reza Priyambada menjelaskan, aksi penambahan kepemilikan ‎saham yang dilakukan oleh Prajogo di Barito merupakan sikap kepercayaan pemilik terhadap perusahaannya. Apalagi, setelah Barito sukses mengakuisisi Star Energy. Jadi, ada potensi positif yang akan dikejar perusahaan.

"Bayangkan energi terbarukan belum sepenuhnya digunakan. Ke depan secara bertahap akan menggantikan minyak bumi dan batu bara, dan energi ini bisa dipebarui serta ini lebih murah dari pada batu bara dan minyak bumi. Jadi prospek energi panas bumi yang dimiliki Star Energy ini akan bagus ke depannya dan potensi bisnis Barito masih akan terus berkembang," tegas Reza.

Harga saham yang masih terbilang murah, Reza menyebutkan, maka pemilik menambah lagi porsi kepemilikan saham di perusahaannya. Bisa dipastikan, ada agenda yang bagus, setelah Prajogo menambah lagi kepemilikan sahamnya di Barito Pacific.

"Ini prospek positif, karena aksi korporasi Barito ini terbilang afiliasi yah. Meski afiliasi, kinerjanya akan bagus. Barito ada Chandra Asri dan Star Energy, dua bisnis itu yang membantu kinerja Barito, jadi masih bagus untuk investor masuk ke bisnis di Barito," pungkas Reza.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kembangkan Potensi Panas Bumi, Pertamina Geothermal Energy Bangun PLTP Lumut Balai Unit 2

Kembangkan Potensi Panas Bumi, Pertamina Geothermal Energy Bangun PLTP Lumut Balai Unit 2

Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi

Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi

Prabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Raih Pendanaan dari JETP, PLN Kembangkan Proyek Energi Hijau 7 GW di 108 Lokasi

Raih Pendanaan dari JETP, PLN Kembangkan Proyek Energi Hijau 7 GW di 108 Lokasi

Proyek tersebut antara lain PLTS Banyuwangi, PLTS Pasuruan, PLTS Terapung Gajah Mungkur, PLTS Terapung Kedung Ombo.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
PNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus

PNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus

Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya
Pengelolaan Kelapa Sawit Butuh Terobosan dan Inovasi, Begini Strategi Dijalankan PTPN

Pengelolaan Kelapa Sawit Butuh Terobosan dan Inovasi, Begini Strategi Dijalankan PTPN

Saat ini, PTPN Group mempekerjakan sekitar 120-an ribu pegawai serta 200 ribu petani plasma sawit

Baca Selengkapnya
PLTGU Jawa-1 Terbesar di Asia Tenggara Siap Beroperasi Penuh, Tekan Emisi Karbon 3,3 Juta Ton Per Tahun

PLTGU Jawa-1 Terbesar di Asia Tenggara Siap Beroperasi Penuh, Tekan Emisi Karbon 3,3 Juta Ton Per Tahun

Indonesia akan resmi memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya
Kondisi Perusahaan Membaik, PTPN I Bayar Santunan Hari Tua Rp550 Miliar ke Pensiunan

Kondisi Perusahaan Membaik, PTPN I Bayar Santunan Hari Tua Rp550 Miliar ke Pensiunan

Sejak tahun 2019, Kinerja PTPN Group termasuk Regional 1 PTPN I (Eks PTPN II) menunjukan peningkatan.

Baca Selengkapnya
PLN Indonesia Power Catat Jalankan 1.886 Program SDG’s Sepanjang 2023

PLN Indonesia Power Catat Jalankan 1.886 Program SDG’s Sepanjang 2023

Salah satu produk hasil program SDG's, yang dilaksanakan PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang.

Baca Selengkapnya
Dukung Transisi Energi, PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW dari Proyek Hijaunesia

Dukung Transisi Energi, PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW dari Proyek Hijaunesia

dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Baca Selengkapnya