PPATK: Sumbangan Rp2 Triliun Akidi Tio Belum Tentu 100 Persen Bodong
Merdeka.com - Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), Dian Ediana Rae menyebut bahwa kisruh sumbangan Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio belum tentu sepenuhnya bodong. Sebab, pihaknya masih perlu melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap kasus ini.
"Tentu kita belum menyimpulkan ini 100 persen adalah bodong, karena kita masih menunggu beberapa hal. Misalnya ada statemen bahwa yang bersangkutan memiliki rekening, memiliki uang di Singapura dan akan ditransfer ke Indonesia," ujarnya dalam siaran video YouTube PPATK, Rabu (4/8).
PPATK akan berkoordinasi dengan lembaga intelijen keuangan Singapura untuk mengklarifikasi masalah sumbangan keluarga Akidi Tio ini. Namun, itu baru dapat dilakukan setelah PPATK memperoleh klarifikasi yang memadai seputar informasi rekening milik Akidi Tio yang tersimpan di bank Singapura.
"Karena dalam perputaran di intelijen itu tidak boleh kita kayak menebar jala, kita tidak tahu siapa tapi kita tanya itu," tegas Dian.
Dalam proses penyelidikan ini, Dian sangat berharap bantuan dari pihak-pihak terkait agar kisruh sumbangan Rp2 triliun keluarga Akidi Tio tidak sampai menimbulkan semakin banyak spekulasi di masyarakat.
Cari Nama Korporasi
"Sebaiknya segera memberikan informasi kepada PPATK, baik nama orang atau korporasi yang dimaksud oleh penyumbang itu. Sehingga akan clear nanti, PPATK akan lakukan klarifikasi apakah itu benar bank itu di suatu negara tertentu," imbuhnya.
Saat ini, kata Dian, PPATK tengah mencari nama korporasi atau rekening yang dimaksud untuk menyumbangkan dana Rp2 triliun milik Akidi Tio. Namun, tindakan itu masih perlu kerja sama formal dengan lembaga intelijen keuangan Singapura.
"Walaupun secara informal sudah dilakukan, tapi komunikasi formalnya belum dilakukan karena nama itu belum jelas kepada kita," pungkas Dian.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka transaksi mencurigakan tersebut mencapai triliunan rupiah dari ribuan nama.
Baca SelengkapnyaPPATK mengungkap temuan transaksi keuangan mencurigakan di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaOTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Arief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca Selengkapnya"Penyidik memang membutuhkan keterangan dari pihak keluarga intinya, dalam rangka menelusuri aliran uang dan aset," kata Ali
Baca SelengkapnyaPPATK ungkap danya temuan transaksi keuangan janggal jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaData LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Baca SelengkapnyaKeterangan mereka dibutuhkan penyidik KPK untuk mengetahui aliran uang distribusi itu ke para tersangka.
Baca SelengkapnyaDiduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.
Baca Selengkapnya