PLN minta pasokan CPO untuk pembangkit berdurasi panjang

Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara berharap bisa menjalin kontrak pasokan biodiesel jangka panjang dengan produsen minyak sawit mentah (CPO). Saat ini, baru dua dari tujuh produsen CPO utama di Indonesia yang resmi memasok CPO ke pembangkit listrik milik BUMN setrum tersebut.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengungkapkan kontrak jangka panjang bisa menjamin ketersediaan pasokan dengan kalkulasi harga yang lebih pasti. Kontrak jangka panjang, lebih dari 20 tahun, sudah diterapkan PLN dalam kerja sama pasokan batu bara.

"Dengan kelapa sawit ini masalah kita memang masih soal harga. Kita ingin kontraknya jangka panjang, entah tiga, atau lima, atau sepuluh tahun. Kontrak kita dengan produsen batu bara 20 tahun, jadi sama-sama tenang," kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji seusai menandatangi kontrak kerja sama pasokan CPO dengan PT Sinar Mas Agro Resources (SMART) dan PT Wilmar International.

Namun, sejauh ini, PLN baru berhasil mengikat kontrak kerja sama penyediaan biodiesel berdurasi satu tahun dengan produsen CPO. Pamudji memahami, producen CPO enggan menyepakati kontrak jangka panjang lantaran pergerakan harga CPO berlangsung harian.

"Sementara ini dalam kesepakatan awal memang kontrak setahun. Untuk lima tahun belum selesai, kita harus bicara, sebab variasi harga dan volume CPO sulit diprediksi," ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Nur Pamudji, kontrak jangka panjang juga bisa menjamin ketahanan energi nasional. "Nanti kita bisa rumuskan kontrak jangka panjang," katanya.

Ditemui terpisah, Direktur Utama PT SMART Franky Widjaja mengisyaratkan akan menuruti kemauan PLN. Kontrak jangka panjang bukan sesuatu yang sulit dilakukan, mengingat hal sejenis sudah dilakukan pihaknya di Eropa dan CPO dipanen setiap tahun.

"Ketahanan energi ini memang penting sekali, karena CPO ini berkelanjutan terus. Dan Eropa sudah banyak gunakan green energy. Kami juga sudah memasok CPO ke pembangkit di Italia," kata Franky.

Tahun ini, PLN berniat menyerap 1 juta ton CPO untuk menyokong pembangkit listrik di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Nilai kontraknya mencapai USD 8 miliar.

Kerja sama ini merupakan bagian dari kewajiban pemanfaatan CPO sebagai substitusi bahan bakar minyak. Diharapkan, kebutuhan solar bersubsidi tahun ini bisa digantikan oleh 3,5 juta ton produk turunan kelapa sawit tersebut.