Pindad cetak laba Rp 92 miliar di 2017, tertinggi dalam sejarah BUMN
Merdeka.com - PT Pindad (Persero) mencatatkan laba perusahaan mencapai Rp 92 miliar, meningkat signifikan jika dibandingkan pencapaian 2016 yang saat itu hanya di kisaran Rp 50 miliar. Angka ini juga melebihi target perusahaan yang ada di kisaran Rp 70 miliar.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan laba tersebut menjadi yang tertinggi dalam sejarah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini. Hal ini tak terlepas dari pelanggan tetapnya, yaitu TNI dan Polri yang terus menggunakan produk-produk Pindad, mulai dari amunisi, senjata, dan kendaraan tempur.
"Kinerja 2017, baru terjadi sepanjang sejarah Pindad membukukan laba Rp 92 miliar dengan pendapatan Rp 2,4 triliun. Jadi ini cukup membanggakan," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (4/5).
Selain itu, peningkatan laba ini juga dicapai setelah mendapatkan pesanan 24 kendaraan tempur jenis Anoa dari MINUSCA untuk operasi pasukan perdamaian di Sudan. MINUSCA merupakan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang saat ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian.
"Itu kontrak di luar perkiraan kita, dan itu dilakukan pada akhir 2017 dan pembayaran lunas langsung, kami kirim ke Sudan," ujar Abraham.
Dengan adanya pencapaian ini, Abraham menargetkan pendapatan di tahun 2018 mencapai Rp 3 triliun dengan laba sekitar Rp 85 miliar.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendapatan ini didukung oleh dua segmen utama, yaitu penjualan semen (60 persen) dan jasa angkut (40 persen).
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaKeberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2019, Kinerja PTPN Group termasuk Regional 1 PTPN I (Eks PTPN II) menunjukan peningkatan.
Baca SelengkapnyaTarget realisasi investasi di Kaltim tahun 2023 ditetapkan pencapaiannya sebesar Rp 64,5 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam hasil survei terbaru ini, elektabilitas Gerindra mencapai 19,5 persen. Sedangkan, PDIP meraih angka 19,3 persen.
Baca SelengkapnyaSetelah PDI Perjuangan, penerimaan partai terbesar selanjutnya adalah PAN, Golkar dan PPP senilai Rp20-an miliar.
Baca Selengkapnya