Pilpres dan Perang Dagang Bikin Saham Pool Advista Finance Merosot di 2019
Merdeka.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Desember 2019 lalu melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT Pool Advista Finance Tbk (POLA), lantaran terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham perseroan.
Harga saham POLA pada tanggal tersebut turun signifikan sebesar 40 persen, dan ditutup pada angka Rp 348 per lembar saham.
Direktur POLA Arfianto Wibowo beralasan, merosotnya nilai saham perseroan pada tahun lalu disebabkan oleh ketidakstabilan kondisi nasional dan global, seperti adanya Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat dan China.
"Di 2019 ada beberapa hambatan, semisal perang dagang Amerika-China dan pilpres," ujar dia saat public expose di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (3/1).
Direktur Keuangan POLA Raden Ari Priyadi mengatakan bahwa kinerja perseroan tahun lalu memang melemah, yang turut berdampak terhadap kepercayaan pemegang saham.
"Lihat performa perseroan, 2019 cukup berat jadi performance turun. Target kami dibanding 2018 mengalami downsizing. Secara impact terhadap investor membeli/jual saham berpengaruh secara langsung," tuturnya.
Namun untuk di 2020, Arfianto percaya kondisi perekonomian global dan nasional telah membaik, seiring dengan hubungan Amerika Serikat-China yang membaik. "Mestinya kondisi di 2020 lebih baik. Kalau baca berita di media, Amerika Serikat dan China sudah mulai cooling down," kata dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dugaan tersebut mencuat setelah pihak PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) melaporkan BVS ke Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya).
Baca SelengkapnyaGuna mengatasi harga beras yang mahal, pemerintah melalui Perum Bulog menyuplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar.
Baca SelengkapnyaSampai dengan saat ini telah terdapat 887 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia, dengan 28 perusahaan dalam pipeline atau antrean pencatatan saham.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto menilai capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo mirip seperti Jokowi.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras saat ini telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPerusahaan mencatat peningkatan penyaluran pembiayaan baru hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 28 persen.
Baca SelengkapnyaSosoknya mencuri perhatian usai membuat lapangan golf mencapai triliunan rupiah di Sentul.
Baca SelengkapnyaHasil sengketa Pilpres punya pengaruh terhadap kemampuan keuangan negara.
Baca Selengkapnya