Pertumbuhan Ekonomi RI Diperkirakan Mulai Pulih di Kuartal II-2021
Merdeka.com - Peneliti Senior sekaligus Ekonom PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero memperkirakan, pertumbuhan ekonomi baru mulai pulih di kuartal II dan III tahun 2021. Hal ini dikarenakan banyak aspek ekonomi yang kembali menggeliat di periode tersebut.
"Kuartal I 2021 mungkin akan berat, akan tetapi ke depan kalau kita lihat setelah Maret akan mulai tumbuh sehingga kuartal II dan III akan ada pertumbuhan yang lebih baik. Meskipun angka pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 jelek banget," kata Poltak dalam Allianz Journalist Writing Competition Announcement, Senin (14/12).
Selain itu, kehadiran vaksin covid-19 juga mampu mendorong pemulihan ekonomi. Sehingga, bisa mendukung kembali aktivitas sosial dan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi positif.
"Jadi kita melihat proyeksi umum bahwa ada perbaikan pada aktivitas manusia, orang-orang sudah tahu bagaimana cara menjaga diri dan juga ada vaksin yang kita lihat saat ini ada 3 vaksin yang sudah lulus uji klinik fase 3, kedepannya akan lebih banyak lagi vaksin sehingga diperkirakan tahun 2021 keadaan lebih menjadi baik," imbuhnya.
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dunia di 2020 diperkirakan masih kontraksi. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia di 2020 minus 4,4 persen, dan tahun 2021 sebesar 5,2 persen. Sementara Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia di 2020 minus 0,7 persen, dan tahun 2021 sebesar 6,8 persen.
Dari Indonesia, Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2020 antara minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Sementara proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh OECD tahun 2020 minus 3,3 persen, dan prediksi tahun 2021 sebesar 5,3 persen.
Sedangkan menurut ADB tahun 2020 Indonesia diprediksi minus 1 persen, namun tahun 2021 Indonesia diproyeksikan tumbuh positif 5,3 persen. "Fokus tahun 2021 itu ekonomi akan membaik lebih baik dari 2020," katanya.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat kontraksi selama 2 kuartal berturut-turut. Di kuartal II-2020 mencapai minus 5,32 persen, dan di kuartal III-2020 mencapai minus 3,4 persen. Meski mengalami kontraksi, namun pertumbuhan ekonomi dinilai sudah mulai menunjukkan perbaikan.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya