Pertamina yakin operasi pasar elpiji bisa habisi agen nakal
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) yakin operasi pasar elpiji 12 kilogram sejak Sabtu (17/6) lalu, dapat memaksa pengecer atau pangkalan yang menjual elpiji dengan harga tinggi untuk mulai menurunkan harga.
Namun karena elpiji tidak termasuk kebutuhan pokok, penyerapannya di pasar pun masih rendah.
Juru bicara Pertamina Ali Mundakir mengatakan belum banyak elpiji operasi pasar yang terserap tidak otomatis menandakan bahwa program itu gagal. Sebab, proses distribusi tabung gas tersebut butuh waktu lantaran konsumen harus menukarkan tabung terlebih dulu.
"Penyerapan operasi pasar kemarin di bawah 50 persen. Elpiji berbeda dengan beras atau minyak goreng, elpiji kalau nggak ada tabung kosong ya (konsumen) enggak beli," ujar Ali Mundakir, di Jakarta, Senin (17/6).
Selama dua hari pelaksanaan operasi pasar, Pertamina mencatat 5.000 tabung telah diserap konsumen. Harga penjualan tabung 12 kilogram yang digelontorkan perusahaan pelat merah itu berada di kisaran Rp 72.000 - 74.000 per tabung.
Karena yakin langkah memasok tambahan gas 12 kilogram bisa menurunkan harga jual, Pertamina mengimbau konsumen agar membeli gas hanya di agen terpercaya. Jika ada pengecer menjual elpiji di luar batas kewajaran, Ali meminta masyarakat segera melapor ke pihak Pertamina.
Operasi pasar kemarin sekaligus digunakan Pertamina untuk memetakan mana saja agen yang nekat menjual gas dengan harga tinggi. Namun yang bisa terkena sanksi karena menjual elpiji terlalu mahal hanyalah agen resmi yang terikat kontrak dengan Pertamina, tidak termasuk pangkalan gas atau pengecer toko kelontong.
"Agen nakal kalau ketahuan kita beri sanksi, pangkalan ada (yang nakal) tapi Pertamina enggak bisa beri sanksi. Yang kita minta, agen tidak memberikan layanan kepada pangkalan yang menaikkan harga," ungkap Ali.
Khusus untuk pengecer yang menjual sedikit di atas harga pasar Ali menganggapnya wajar. Sebab, distributor elpiji, baik tabung 12 kg ataupun 3 kg yang bersubsidi, sebetulnya tidak hanya Pertamina, namun juga pihak swasta.
"Siapa saja boleh berbisnis (elpiji). Pesaing Pertamina ada yang menjual 3 kilogram Rp 15.000," tandasnya.
Dari pemaparan Ali, harga jual resmi elpiji 3 kilogram dari Pertamina seharusnya Rp 12.500. Sementara untuk tabung 12 kilogram Rp 74.000.
Beberapa pekan terakhir, harga tabung gas 12 kg naik gila-gilaan. Di beberapa agen DKI Jakarta, ada yang menjualnya di kisaran Rp 90.000 hingga Rp 120.000 per tabung. Kenaikan harga disertai kelangkaan juga terjadi di banyak provinsi lain.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dan Ali pekan lalu serempak menuding ada permainan agen nakal yang menimbun elpiji. Itu menyebabkan sebagian daerah mengalami kelangkaan dan kenaikan harga tidak wajar.
Alhasil, dua hari lalu, BUMN itu menggelar operasi pasar menggandeng 130 agen gas di wilayah Jawa bagian Barat. Dari total 12.500 tabung yang disebar, 3.500 tabung disalurkan ke wilayah Jabodetabek, sedangkan 9.000 tabung didistribusikan untuk daerah-daerah non Jabodetabek.
Namun sampai kemarin, konsumen belum menikmati janji Pertamina soal penurunan harga jual elpiji 12 kilogram. Salah satu agen resmi gas di Tebet, Jakarta Selatan, Khalifah (25), mengaku gas 12 kg masih dijual dengan kisaran harga Rp 80.000 hingga Rp 87.000 per tabung.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjelang Hari Natal 2023, PT Pertamina Patra Niaga mengoptimalkan layanan energi di wilayah Sulawesi, baik BBM, LPG dan Avtur.
Baca SelengkapnyaPeran Tim Satgas Nataru menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat selama libur Nataru
Baca SelengkapnyaSeluruh lembaga penyalur baik BBM maupun LPG di Tuban dan Pantura Jawa Timur masih beroperasi normal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bersaksi di Sidang Eks Dirut Pertamina, JK Jelaskan Kebijakan Pemerintah Atasi Krisis Energi
Baca SelengkapnyaPertamina Persero beberkan strategi ketahanan energi dan kelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaPenyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina (Persero) sukses mengamankan pasokan energi nasional selama masa Natal dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), perubahan dalam penyalurannya harus melalui kebijakan Pemerintah.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga telah menyelesaikan tugas penyaluran energi bagi masyarakat dengan maksimal sepanjang periode Satgas Nataru.
Baca Selengkapnya