Pertamina tak punya hak batasi pembelian BBM
Merdeka.com - Tren yang selalu terjadi setiap menjelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah konsumen akan membeli BBM sebanyak-banyaknya. Masyarakat rela mengantre panjang sebelum harga BBM benar-benar naik. Kondisi ini sudah terlihat beberapa hari terakhir di beberapa daerah.
Pertamina mengaku tidak bisa membatasi pembelian BBM. Hanya saja, Pertamina mengimbau agar konsumen tidak membeli BBM terlalu berlebihan.
"Kita tidak punya hak. SIlakan beli sebanyak-banyaknya tapi itu tidak usah karena berbahaya," ujar Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Hanung Budya saat sidak kesiapan jelang kenaikan harga BBM di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, Jumat (21/6).
Hanung menuturkan, lantaran tidak membatasi pembelian BBM, kebutuhan dan pasokan pun melonjak tajam. Data dari Pertamina, dalam beberapa hari terakhir kebutuhan dan pasokan BBM naik sekitar 25 persen dari kondisi normal. Bahkan, 3 hari terakhir kebutuhan mencapai 99.000-100.000 liter. Padahal, normalnya hanya 80.000 liter per hari.
Kondisi ini pada akhirnya memaksa Pertamina menambah pasokan dengan cara impor. Bisa ditebak alasan Pertamina. Dengan dalih tingginya kebutuhan, impor BBM pun semakin besar.
"Kalau kondisi normal, impor BBM per hari itu hanya 450.000 barel. Karena kondisi di atas kebutuhan normal, maka impor mencapai 1 juta barel," katanya.
Sepertinya Pertamina tidak bisa menahan impor BBM. Dengan alibi tingginya kebutuhan BBM, Pertamina pun tidak menutup kemungkinan akan menambah volume impor BBM. "Kalau tren naik lagi ya impor lagi," ucapnya.
Menurutnya, hal itu dilakukan semata-mata hanya untuk memastikan pasokan tercukupi dan penyaluran ke SPBU berjalan dengan baik.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca SelengkapnyaPertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaDi awal tahun baru ini semua BBM Pertamina non subsidi terpantau mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca Selengkapnya