Perbankan Indonesia sulit bersaing di pasar bebas Asean
Merdeka.com - Perbankan Indonesia dinilai masih sulit untuk berkompetisi di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada 2015. Indikasinya, perampingan jumlah perbankan di Tanah Air masih menghadapi banyak kendala.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan langkah pemerintah untuk menyatukan dua bank pelat merah sulit mendapatkan dukungan politik. Ini mengacu kepada kegagalan Bank Mandiri mengakuisisi Bank Tabungan Negara (BTN)
Dia khawatir jika kendala itu meluas ke rencana akuisisi bank lain, bakal menghambat kesiapan Indonesia bersaing di pasar bebas Asean.
"Untuk Bank yang pemiliknya sama, negara atau pemerintah, itu saja untuk menggabungkannya sulit sekali," ujar Sigit usai seminar Indonesia Banking Expo 2014 di Kampus Perbanas, Jakarta, Jumat (18/7).
Padahal, lanjut Sigit, akuisisi tersebut bakal membuat perbankan Indonesia semakin ramping hingga mudah bersaing di tingkat global. Sayang, rencana akuisisi tersebut sudah diterpa banyak rumor negatif.
"Rumornya sudah mulai macam-macam. Sudah dipolitisasi. Padahal Bank yang besar ini akan menentukan untuk bisa bersaing lebih efisien," tegasnya.
Atas dasar itu, dia melihat masa depan perbankan Indonesia masih belum jelas arahnya. Ini berbeda dengan negara tetangga yang sudah mengarah ke konsolidasi perbankan.
"Harusnya dirumuskan dalam cetak biru nasional. Supaya tahu bangsa ini ingin punya berapa bank sih? kita masih enggak mau mengakui ingin punya bank banyak. Menteri satu punya gagasan (menggabung bank BUMN), menteri lain menolak, karyawan bank-nya menolak. Lalu gagal."
Dia mengingatkan, tantangan terbesar perbankan saat ini adalah soal permodalan.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaSelama 2023, penerbangan didominasi oleh penerbangan domestik.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaBPD Bali memiliki peran strategis karena ditunjuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sebagai bank persepsi.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca Selengkapnya