Perbankan dukung kebijakan beli bensin pakai kartu debit
Merdeka.com - Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyambut baik rencana pemerintah menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) atau transaksi non-tunai dalam upaya membatasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali mengatakan, sistem tersebut telah diterapkan di beberapa negara di dunia. Kemungkinan besar, lanjut Ali, pemerintah akan mengadopsi sistem tersebut.
"Itu berlaku di banyak negara. Iran, China. Dia pakai metode kayak bank. Saya misalnya dapat subsidi 100 liter maka saya dikasih 100 liter, diisi ATM-nya itu 100 liter. Pada waktu di angka 100 itu saya mendapat harga subsidi, ketika saya habis dari angka 100, 101 misalnya, maka yang liter yang pertama itu harga normal," jelas Ali di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (26/9) malam.
Ali mengatakan, sistem yang berlaku di negara-negara tersebut menggunakan kartu sejenis uang elektronik atau e-money yang sama dengan yang digunakan sehari-hari. "Jadi dia masuk lewat jalur perbankan. Tapi tidak tahu konsep di sini seperti apa. Iya. Jadi satu (bukan e-money khusus)," ucap Ali.
Yang perlu diperhatikan adalah langkah yang dilakukan pemerintah apabila plafon subsidi tersebut tidak habis terpakai. "1 bulan 100, ternyata aku tidak habis 100, apakah akumulatif, atau dinihilkan baru diisi lagi, itu kan teknis sekali. Itu kan kebijakan, tapi dengan begitu, di pemikiran saya, subsidi itu akan lebih terkontrol," papar Ali.
Untuk uang elektronik yang sudah beredar saat ini, lanjut Ali, sudah bisa digunakan untuk menerapkan sistem tersebut. Yang diperlukan adalah penambahan fitur di jaringan uang elektronik yang ada.
Ali mengaku, perseroan pernah diajak berdiskusi terkait penerapan sistem ini. Sayangnya, Ali enggan menyebut pihak yang melakukan diskusi dengan perseroan. Hanya saja, dia optimis perbankan akan cepat mengadopsi sistem tersebut mengingat perbankan sudah memiliki uang elektronik masing-masing.
"Kita pernah diskusi itu, kita sudah pernah mendiskusikan, sudah lama. Tidak hanya BRI semua perbankan yang sudah punya produk berkartu dengan fitur yang ada tinggal ditambahkan. Tapi kan teknis, detail kebijakan sana. Saya kira sesimpel itulah. (Prosesnya) Cepat dong, sekarang kemungkinan diskusinya untuk menentukan kuota masing-masing orang itu berapa, itu lho," tutup Ali.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikan kemudahan, nasabah BRI kini sudah bisa buka rekening di luar negeri.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaBank DKI berkomitmen untuk melakukan inovasi dalam produk dan layanan perbankan digital, yang akan semakin memudahkan nasabah, mitra, dan pemangku kepentingan.
Baca SelengkapnyaKejagung menghentikan penanganan kasus penggelapan uang hasil penggelapan puluhan liter BBM senilai Rp53 juta.
Baca SelengkapnyaNilainya berkisar Rp7.500 sampai Rp20.000, tergantung jenis kartu nasabah.
Baca SelengkapnyaTernyata uang yang salah transfer dari orang lain harus dikembalikan ke pemiliknya karena jika tidak bisa dipidana dan denda Rp5 miliar.
Baca Selengkapnya