Perbanas dorong perbankan nasional melantai di bursa
Merdeka.com - Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) menilai bank-bank harus menjadi perusahaan terbuka. Pasalnya, dengan kondisi saat ini, permodalan perbankan ke depan akan semakin menentukan kemampuan daya saing.
"Kami ada usulan, bahwa bank harus go public," ujar Ekonom Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas, Aviliani, dalam acara Center fo Information and Development Studies (CIDES) "Perbankan Roundtable: RUU Perbankan 2013: Permodalan, Kepemilikan, dan Jaminan Simpanan", di Hotel Crowne Plaza, Jakarta, Selasa (4/6).
Aviliani mengatakan Perbanas memiliki kajian yang menyimpulkan bahwa kebutuhan permodalan perbankan akan mengetat. Hal ini dikarenakan kredit tumbuh lebih cepat dibanding Dana Pihak Ketiga (DPK).
Berdasarkan data yang dihimpun Perbanas, setiap tahunnya, kredit perbankan bisa tumbuh sekitar 20 persen. Sedangkan, DPK hanya bertumbuh 13-14 persen tiap tahunnya.
Hal tersebut dapat membuat pengetatan likuiditas. Rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan pun dapat meningkat pada posisi yang tak sewajarnya.
Aviliani menjelaskan, apabila menjadi perusahaan terbuka, bank dapat menambah permodalan dengan melakukan right issue atau menerbitkan obligasi. "Ini merupakan cara alternatif bank untuk mendapatkan dana segar sehingga dapat menyalurkan kredit dan tidak mengandalkan DPK saja," kata dia.
Aviliani menambahkan keuntungan lainnya bila saham bank dimiliki publik ialah dapat mengontrol kinerja keuangan bank. "Perbankan akan berhati-hati dalam bertindak karena menyangkut dana masyarakat," pungkas dia.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaPelaku UMKM diharapkan bukan saja maju di bidang bisnis, tapi dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
pertumbuhan kredit dan pembiayaan UMKM didorong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen mikro sebesar 39,77 persen.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaDiduga banyak pedagang pasar yang masih punya utang di bank.
Baca SelengkapnyaPPATK mengungkap temuan transaksi keuangan mencurigakan di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Begini Strategi Perbankan Dalam Negeri Dorong Transaksi Non-Tunai
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya