Perang dagang, China siapkan serangan balasan dengan menaikkan 106 tarif produk AS
Merdeka.com - China mengumumkan daftar 106 produk asal Amerika Serikat (AS) yang akan dinaikkan tarif impornya. Kementerian Perdagangan China mengatakan, tarif itu dirancang untuk mengenakan tarif produk AS hingga USD 50 miliar setiap tahun.
Pengenaan tarif hingga 25 persen atas impor barang AS itu termasuk kedelai, mobil, dan wiski. Namun, kapan pengenaan tarif itu diberlakukan belum diumumkan.
Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran global terhadap perang dagang antara AS dan China. Di mana, Presiden Donald Trump mengusulkan sejumlah sektor yang produk kena tarif antara lain robot, teknologi informasi, komunikasi dan penerbangan.
Pertikaian perdagangan antara AS dan China ini mengguncang investor dan memicu kekhawatiran pasar kalau perselisihan itu dapat memicu perang dagang lebih besar. Potensi perang dagang tersebut pun dinilai menjadi perhatian pelaku pasar.
"Saya pikir itu pertarungan di sektor perdagangan. Saya pikir kecemasan pasar mencerminkan hal itu dapat meningkat menjadi perang dagang," ujar Kepala Riset Goldmand Sachs, Peter Oppenheimer seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis (5/4).
Pengumuman China tersebut mendorong bursa saham Eropa melanjutkan tekanan. Sedangkan bursa saham AS cenderung menguat di tengah kekhawatiran perang dagang.
Di pasar uang, Yuan China juga melemah terhadap Dolar AS (USD) dalam dua minggu. Mata uang China turun 0,4 persen terhadap USD.
Sebelumnya, Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (USTR) pada Selasa (3/4) waktu setempat menerbitkan usulan daftar barang-barang China yang dikenakan tarif tambahan 25 persen. Ini dilakukan di tengah penentangan kuat dari China dan kelompok bisnis AS.
Daftar yang diusulkan mencakup sekitar 1.300 produk yang diimpor dari China, termasuk industri-industri seperti kedirgantaraan, teknologi informasi dan komunikasi, robotika, dan mesin. Kantor USTR mencatat bahwa tarif ini bernilai sekitar USD 50 miliar dari nilai perdagangan tahunan.
Reporter: Agustina Melani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Pangan Sentuh Titik Termahal dalam 30 Tahun, Banyak Orang Amerika Tak Lagi Makan di Luar
Makanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaKetahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaBadak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.
Baca SelengkapnyaPecat Karyawan yang Tak Ingin Pensiun, Perusahaan Ini Malah Wajib Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar
Perusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Indonesia Impor KRL dari China, Tak Mau Lagi KRL Bekas
Luhut tak banyak berbicara soal isu bahwa impor 3 KRL China ini merupakan jebakan utang dari pengadaan Kereta Cepat Whoosh.
Baca Selengkapnya