Per 14 November, Dana Kelola Reksadana Turun Jadi Hanya Rp551 Triliun
Merdeka.com - Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sujanto mencatat total dana kelolaan asset under management (AUM) reksadana
hingga 14 November 2019 mencapai Rp551 triliun. Angka ini turun dibandingkan dengan posisi Oktober 2019 yang mencapai sebesar Rp553 triliun.
"Industri pasar modal masih positif. Dana kelolaan itu pada 14 November 2019 posisinya Rp551 triliun," kata dia saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11).
Di sisi lain, jumlah produk reksadana per 14 November 2019 juga tercatat mengalami penurunan. Saat ini tercatat hanya mencapai 2.165, atau turun dari posisi Oktober yang mencapai 2.189 produk. Jumlah produk tersebut juga menurun jika dibandingkan posisi September 2019 sebanyak 2.190 produk.
"Produknya 2.165 produk reksadana dan investor lebih dari 1,5 juta," kata dia.
Tren Penurunan Dana Kelolaan
Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI), Prihatmo Hari Muljanto menilai tren penurunan dana kelolaan biasanya memang terjadi pada saat menjelang akhir-akhir tahun. Biasanya, banyak para investor yang menarik dananya untuk kemudian dipakai berdasarkan keperluannya.
"Ada juga (penarikan) tidak signifikan. Investor reksadana kita sudah semakin cerdas. Artinya kita bisa liat ada volatilitas pasar. Investor juga punya alokasi sendiri mana dana yang ditaruh di bank di reksadana pasar uang, jadi mungkin akhir tahun mau liburan tabungannya dulu mungkin ditarik atau reksadana pasar uang dulu," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaNaiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Baca SelengkapnyaPada Desember 2023, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi mencapai 2,22 persen dibandingkan NTP provinsi lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Volume kendaraan keluar dari Jakarta melalui lima gerbang tol mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaKenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS, rata-rata kenaikan harga beras mendekati 20 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras sekarang telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnya