Pengusaha SPBU merasa dirugikan insiden kecurangan di Rempoa
Merdeka.com - Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (DPP Hiswana Migas), Eri Purnomohadi merasa dirugikan dengan kejadian kecurangan yang dilakukan SPBU 34-12305 di Jalan Pahlawan, Rempoa beberapa waktu lalu.
Menurutnya, usaha yang selama ini dilakukan Hiswana Migas mulai dari program Pertamina On The Move, Pasti Pas, New Pasti Pas Reborn hingga Pasti Prima akhirnya ternoda akibat ulah oknum tersebut.
"Secara psikologis menyudutkan kami para pengusaha SPBU Pertamina. Di mana sudah bertahun-tahun, kami secara bertahap selalu terus melakukan pembenahan dan peningkatan pelayanan semua terasa sia-sia," ujarnya di Gandaria, Jakarta, Jumat (10/6).
Eri berharap oknum tersebut mendapat sanksi hukum yang pantas karena sudah merugikan masyarakat dan Para pengusaha migas sendiri.
"Kami harapkan adanya proses hukum yang berjalan tegas terhadap oknum tersebut," jelasnya.
Pertamina sudah mengambil langkah tegas untuk menimbulkan efek jera yakni dengan pemutusan hubungan usaha.
"Pertamina akan memberi sanksi berupa pemutusan hubungan usaha (PHU) serta mendaftarhitamkan pengusaha terkait dari lingkungan usaha PT.Pertamina dan akan mengambil ahli kelola operasional SPBU terkait oleh PT Pertamina," ujarnya.
Sebelumnya, berdasarkan informasi dari masyarakat, aparat kepolisian mengungkap kecurangan Pengelola SPBU Rempoa. SPBU tersebut menggunakan alat canggih berupa alat pengendali jarak jauh atau remote kontrol untuk mengurangi jumlah takaran BBM. Alat ini bisa mengelabui pemeriksaan Metrologi Legal dari Pertamina.
"Mereka menggunakan alat yang cukup canggih berupa remote. Bisa dibuat normal. Begitu alat dinyalakan mereka kemudian bermain," kata Kasubdit Sumdaling Diskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Ade Vivid di lokasi.
Ade mengatakan, saat ini tiga pengelola dan dua orang pengawas SPBU telah ditetapkan sebagai tersangka menggunakan mesin digital regulator stabilizer merek Bostech. Alat ini berfungsi untuk mempengaruhi daya arus listrik yang mengalir dari dispenser pengisian BBM ke tangki kendaraan milik konsumen.
Kemudian, lanjutnya, pelaku menggunakan komponen tambahan merek Omron yang dimasukkan dalam dispenser pengisian BBM. Sehingga, alat ini dapat mempengaruhi putaran mesin dalam dispenser pengisian BBM sehingga jumlah BBM yang keluar dari Nozzle tidak sebagaimana mestinya.
"Pelaku kemudian menggunakan pengendali jarak jauh atau remote control dari yang diaktifkan dari ruangan kantor di lantai dua," tuturnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
Baca SelengkapnyaPeristiwa puluhan kendaraan mogok seusai mengisi BBM Pertalite di SPBU ini terjadi pada Senin (25/3) malam sekira pukul 21.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Antrean panjang kendaraan terjadi akibat kelangkaan BBM jelang akhir tahun. Truk-truk bahkan antre panjang bahkan hingga bermalam.
Baca SelengkapnyaPertamina memiliki berbagai program untuk menjaga kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaVideo merekam massa pendukung Prabowo-Gibran berkumpul sambut pengumuman resmi KPU.
Baca SelengkapnyaPenemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSaat ini sudah sebelas orang saksi diperiksa pihak Kepolisian di Sampang
Baca SelengkapnyaKecurangan pengukuran SPBU dapat mengganggu jalannya persiapan mudik Lebaran
Baca Selengkapnya