Pengusaha salahkan Kemendikbud soal jatah pekerjaan lulusan SMA
Merdeka.com - Di Indonesia, pasar kerja tidak sesuai dengan tingkat pendidikan. Sekitar 20 persen lulusan SMA mengambil lahan kerja penduduk yang hanya tamat SD atau SMP. Imbas fenomena ini adalah naiknya pengangguran di tingkat masyarakat terbawah.
Ketua Komite Tetap Hubungan Industrial Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Hassanudin Rachman menyatakan, kondisi ini terjadi akibat kesalahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang tak pernah sanggup menciptakan mentalitas siap kerja.
Pengusaha, menurut Hassanudin, memang tidak akan pernah mempermasalahkan status pendidikan dalam merekrut pegawai. Buat pengusaha kriteria utama memilih tenaga kerja adalah terampil dan mau mengembangkan diri.
"Kompetensi teknis sesuai pekerjaan itu pasti jadi syarat utama. Tapi kebanyakan di sini tidak mau mengembangkan diri, itu masalahnya. Lulusan STM, selesai kuliah jadi tukang las, seumur hidup dia jadi tukang las," ujarnya kepada merdeka.com di sela-sela diskusi ketenagakerjaan Center for Strategic and International Studies, Jakarta, Kamis (16/1).
Kalaupun kesulitan sumber daya buat mengakses pendidikan tinggi selepas lulus sekolah menengah, Hassanudin mengharapkan para tenaga kerja bisa difasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi sesuai bidangnya.
Menurutnya, ini tugas pemerintah. Dia mencontohkan banyaknya tenaga kerja bidang konstruksi di Tanah Air yang kualitasnya di atas buruh asing, tapi kesulitan mendapat pekerjaan di luar negeri karena tak punya sertifikat teknis.
"Nah, sertifikat semacam itu memang kewenangan pengusaha, itu semua tugas Kemendikbud dong. Kita ini kurang sekali sertifikasi kemampuan," cetusnya.
Sesuai saran Bank Dunia, pengusaha Indonesia diminta memperbanyak pelatihan keterampilan untuk menyiapkan angkatan muda supaya lebih siap menghadapi pasar kerja. Hassanudin keberatan kalau swasta melakoninya, tanpa pemerintah membenahi penyediaan pendidikan berkualitas.
"Masa sampai pendidikan pengusaha juga menanggung. Kami kan sudah melatih orang tiga bulan sebelum bekerja. Kuncinya itu STM, SMEA yang sekarang ganti nama jadi SMK itu harus bisa menciptakan kompetensi dan mentalitas, harus menyeluruh perombakannya," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan pelajar di Kampar tercatat sebagai pemilih pemula di Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMenaker Ida bilang ada perusahaan yang membayar THR lebih besar dari ketentuan.
Baca SelengkapnyaStudi terkini menunjukkan orang lebih menyukai menjadi pekerja lepas ketimbang sebagai pekerja formal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menaker mengatakan bahwa dalam menerapkan pengupahan berbasis produktivitas dibutuhkan kemauan yang kuat dari pihak perusahaan.
Baca SelengkapnyaPerjalanan menuju kesuksesan nggak selalu mulus seperti yang dibayangkan.
Baca SelengkapnyaLumrah bagi seseorang untuk tidak disukai oleh semua orang, terutama di tempat kerja. Penting untuk mengenali ciri-ciri rekan kerja mungkin tidak menyukaimu.
Baca SelengkapnyaSambil menangis, dia bercerita bahwa kondisinya saat ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan, meski itu hanya untuk upah minimum.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca Selengkapnya