Pengusaha Mobil Listrik Asal China Kembali Jadi Miliarder Usai Saham Melonjak
Merdeka.com - Pengusaha Asal China, William Li kembali masuk dalam daftar miliarder dunia setelah saham startup mobil listrik NIO miliknya naik 472 persen sejak akhir Mei tahun ini. Hal itu menandai kebangkitan yang dramatis bagi perusahaan yang sebelumnya berjuang keras untuk meningkatkan penjualan, menyebabkan kekayaan Li turun drastis.
Pria yang dijuluki 'Elon Musk dari China' ini telah melancarkan berbagai program diskon dan mengumpulkan uang dari investor untuk NIO, yang sayangnya, masih belum menghasilkan keuntungan.
Sebelumnya, Li telah mendapatkan suntikan modal sebesar 5 miliar yuan atau Rp 10,8 triliun pada bulan Juni lalu oleh investor dan pemerintah daerah Hefei. Bantuan tersebut menjadi bantuan yang sangat dibutuhkan.
Dilansir dari Forbes, titik balik terjadi pada Mei ketika Li melaporkan penjualan yang lebih kuat dari perkiraan sebesar 1,37 miliar yuan atau Rp 2,8 triliun pada kuartal pertama. Ternyata pengiriman NIO meningkat tiga kali lipat mencapai 10.331 kendaraan pada kuartal kedua dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan pendapatan naik menjadi 3,72 miliar yuan atau Rp 8 triliun.
Harga saham Nio yang melonjak di Nasdaq mengangkat kekayaan bersih Li dari USD 572,4 juta pada 22 Mei menjadi USD 2,9 miliar atau Rp 42,7 triliun.
"Perusahaan melakukannya dengan baik tahun ini. Dia menemukan investasi, mempercepat peluncuran kendaraan baru, dan mempertahankan kualitas layanan yang baik," kata Yale Zhang, Direktur Pelaksana Konsultan Automotive Foresight yang berbasis di Shanghai.
Penjualan Mobil Listrik
Li tetap optimis NIO bisa mempertahankan momentumnya. Hal ini sejalan dengan prediksi analis pada bulan Agustus bahwa pembuat mobil akan mengirimkan hingga 11.500 kendaraan pada kuartal ketiga. Dia juga mengatakan margin kotor NIO akan meningkat menjadi dua digit sebagai akibat dari peningkatan penjualan dan pengurangan biaya dalam pasokan suku cadangnya.
Penjualan kendaraan energi baru di China mulai pulih tahun ini setelah pandemi Covid-19 berhasil dikendalikan. Konsumen membeli total 98.000 kendaraan tersebut pada Juli, naik 19 persen dari tahun lalu, menurut Asosiasi Produsen Mobil China.
Sementara itu, Li ternyata masih menghadapi hambatan besar. Dengan menetapkan harga SUV listriknya pada kisaran 358.000 hingga 558.000 yuan, pembuat mobil itu menargetkan masyarakat kalangan menengah ke atas.
Sementara Tesla Model 3 buatan Elon Musk telah dijual dengan harga antara 271.550 hingga 419.800 yuan, setelah pengiriman dari pabrik Tesla di Shanghai. Seorang analis mengatakan bahwa Tesla memiliki keunggulan mereknya.
"Tesla memiliki stasiun pengisian daya yang lebih baik dan lebih nyaman di China. Di sisi lain, NIO akan melakukan pertukaran baterai. Kami menunggu untuk melihat apakah ini akan mendorong penjualan," kata Zhang.
Reporter Magang : Brigitta Belia
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Xiaomi dikabarkan sudah mendaftar izin penjualan mobil listrik pertamanya yang diberi nama SU7.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia terus bertumbuh, sejak insentif PPN dari pemerintah bagi BEV yang dirakit lokal.
Baca SelengkapnyaStartup asal China telah meluncurkan baterai baru yang diklaim dapat menghasilkan listrik selama 50 tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Xiaomi akan meluncurkan mobil listrik SU7 di tahun depan.
Baca SelengkapnyaBloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaPelemahan harga nikel di pasaran global justru jadi peluang untuk pemasukan investasi lebih kuat bagi Indonesia.
Baca SelengkapnyaTom Lembong mengatakan produsen mobil Tesla di China telah menggunakan LFP 100 persen dan tidak lagi menggunakan nikel.
Baca SelengkapnyaIa membagikan tips kepada nasabah lain agar punya kesempatan besar memenangkan hadiah dari BRI
Baca SelengkapnyaLuhut optimis kedatangan BYD akan disambut dengan baik oleh masyarakat.
Baca Selengkapnya