Pengembang Usulkan 7 Hal untuk Selamatkan Sektor Properti di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Sektor properti dalam negeri menjadi salah satu yang terdampak parah akibat pandemi Corona atau Covid-19. Ketua Umum DPP REI (Real Estate Indonesia), Paulus Totok Lusida mencatat, kinerja sektor properti loyo di semua segmen selama pandemi berlangsung.
Untuk segmen mal anjlok 85 persen, bahkan hotel occupancy rate turun hingga 90 persen. Lalu, perkantoran turun 74,6 persen dan rumah komersil juga turun antara 50 - 80 persen.
"Hanya segmen rumah bersubsidi yang masih bertahan di tengah pandemi Covid-19. Hal ini khususnya di daerah dan akibat anggaran Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sudah cair mencapai Rp1,5 triliun," ujar dia dalam diskusi virtual bertajuk Bonus Demografi dan Tantangan Pembiayaan Rumah, Senin (19/10).
Oleh karena itu, Totok mewakili para pengembang lainnya mengajukan tujuh usulan untuk menyelamatkan kelangsungan usaha sektor properti di tengah pandemi Covid-19. Pertama, mendorong BP Tapera bisa segera dioperasikan secara efektif.
Kedua, meningkatkan koordinasi antar stakeholders terkait, yakni Kementerian PUPR, Bank Mitra, dan Pengembang. "Sehingga memudahkan implementasi atas ketentuan terkait bisnis sektor properti di era pandemi," jelasnya.
Ketiga, perluasan cakupan berbagai paket subsidi. "Seperti untuk harga rumah di bawah Rp200 juta. Juga cakupan pasar bagi golongan karyawan kontrak dan nonfix income di-reject/dibatasi," imbuhnya.
Selanjutnya
Keempat, adanya bunga yang lebih murah dan tenor yang lebih panjang. Kelima, melakukan review terhadap semua mekanisme yang sudah berjalan terkait pembiayaan rumah subsidi (FLPP/SSB/SBUM/BP2BT) serta memperbaiki yang masih kurang dan meningkatkan pelayanan.
Keenam, percepatan proses maupun mekanisme ketentuan stimulus pembiayaan. "Sehingga tidak ber elit dan tidak ada penambahan regulasi di setiap tahunnya," terangnya.
Terakhir, tata kelola yang lebih baik dan transparan terhadap dana publik. "Ini baik untuk meningkatkan kepercayaan market dan investor," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaProyek Abadi Blok Masela sempat terhenti akibat Pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaBayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBisnis kapal tersebut bangkrut ketika pandemi Covid-19 lalu.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaDi akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca Selengkapnya