Pengembang: Beli rumah susun, penghasilan minimal Rp 7 juta/bulan
Merdeka.com - Real Estate Indonesia Jawa Tengah menyerah untuk membangun rumah susun baik sewa maupun milik untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Pengembang ini menilai harga rumah susun terlalu mahal untuk masyarakat bawah.
"Rumah susun tidak bisa diterapkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah karena harganya jauh lebih tinggi dibandingkan rumah tapak dari program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP)," kata Wakil Ketua REI Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi, Dibya K Hidayat seperti dilansir Antara Semarang, Kamis (22/10).
Hal ini tentu menyulitkan karena kebutuhan rumah sederhana di Kota Semarang harus rumah susun sewa dan rumah susun milik. Menurut Dibya, untuk membeli rumah susun setidaknya pendapatan masyarakat mencapai Rp 7 juta per bulan.
"Masyarakat yang ingin membeli rumah susun ini paling tidak harus memiliki penghasilan sekitar Rp 7 juta/bulan. Dengan penghasilan tersebut, bukan lagi termasuk masyarakat berpenghasilan rendah," katanya.
Oleh karena itu, pengembang masih ragu untuk membangun rumah sederhana mengingat kesiapan dari para pembeli. "Itu kan sudah sulit dicapai oleh kalangan tertentu, seharusnya kepemilikan rumah susun bukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah," katanya.
Di sisi lain, dari sisi harga tanah pembangunan rumah susun tidak dapat dilakukan di tengah kota Semarang. Selain terkendala oleh harga tanah, para pengembang juga harus memproses izin-izin terkait ketinggian bangunan.
"Izin tentu hanya untuk ketinggian-ketinggian tertentu, kalau tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pengembang, itu bisa menjadi kendala lagi bagi kita," katanya.
Dibya cenderung menyarankan pembangunan rumah sederhana dilakukan di daerah-daerah penyangga terutama yang terdapat banyak industri. "Kalau rumah tapak untuk MBR di daerah-daerah penyangga masih memungkinkan dibangun, terutama di daerah penyangga yang banyak industri, di mana ada pertumbuhan industri harus dibarengi dengan pertumbuhan perumahan apakah itu rumah tapak atau rumah susun," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah Sederhana Ini Punya Fasilitas Menakjubkan, Buka Pintu Langsung Laut Cantik 'Orang Kaya Mah Lewat'
Meski sederhana, namun pemiliknya setiap hari dimanjakan dengan berbagai hal menakjubkan.
Baca SelengkapnyaTinggal di Rumah Seharga Rp200 Miliar, Begini Penampakan Dapur Mewah Nia Ramadhani yang Bersih Banget
Kehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca SelengkapnyaPantang Nyerah Walau Pernah Rugi, Ini Cerita Ibu Rumah Tangga di Bogor Usaha Kue Sederhana Omzetnya Capai Rp 40 Juta
Bermula dari memajang kue di status, ibu rumah tangga ini raup cuan hingga puluhan juta rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari Luar Rumah Sederhana Ini Tampak Biasa Saja, Dalamnya Ternyata Bisa Dihuni Puluhan Keluarga, Begini Penampakannya
Siapa sangka, rumah sederhana ini bisa dihuni puluhan keluarga.
Baca SelengkapnyaMudah Ditemukan di Sekitar Rumah, Berikut 5 Buah Segar Penurun Gula Darah
Beberapa buah manis yang mudah ditemui di sekitar rumah ini bisa bantu turunkan gula darah loh! Berikut daftarnya.
Baca SelengkapnyaRumah Ini dari Luar Terlihat Tak Terurus Tapi Dalamnya Sukses Bikin Terpana, Begini Penampakannya
Penampakan rumah bagian depan terlihat sederhana. Namun bagian dalam bikin melongo warganet.
Baca SelengkapnyaRumah Mewah dan Mobil Berderet, Wanita Pengusaha Sapi Ini Setiap Bulan Raup Keuntungan Ratusan Juta
Seorang pengusaha sapi asal Madura, Hayatun sukses mempunyai rumah mewah dan mobil, ia meraup keuntungan ratusan juta perbulan.
Baca SelengkapnyaPunya Rumah Senilai Rp50 Miliar, 10 Potret Kamar Tidur Verrell Bramasta Dilengkapi Kasur 5 Meter
Salah satu yang mencuri perhatian dari rumahnya adalah kamar tidur pribadinya. Di sana terdapat kasur sepanjang lima meter.
Baca SelengkapnyaBangun Rumah untuk Masyarakat, Dirut MedcoEnergi: Keberhasilan Perusahaan Tak Hanya Dinilai dari Finansial
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah.
Baca Selengkapnya