Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat: Rupiah tembus Rp 14.000/USD tanda bahaya ekonomi Indonesia

Pengamat: Rupiah tembus Rp 14.000/USD tanda bahaya ekonomi Indonesia Kemiskinan kota meleset. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Dr Joubert Maramis ikut komentar terkait pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, melemahnya nilai tukar Rupiah hingga mencapai Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (USD) telah menjadi tanda bahaya bagi perekonomian Indonesia.

"Kurs Rupiah yang mencapai Rp 14.000 per USD, sudah bahaya bagi perekonomian Indonesia karena perekonomian internasional, kita defisit pada transaksi barang dan modal," kata Joubert seperti dilansir Antara, Selasa (25/8).

Melemahnya nilai tukar Rupiah menurutnya akan memicu tingginya inflasi. Sebab, Indonesia mengimpor banyak bahan baku maupun barang jadi dari luar negeri baik barang konsumsi maupun modal.

"Coba lihat kasus daging sapi, pengusaha importir akan berpikir rasional untuk menahan daging sapi atau menaikkan harga daging sapi karena kurs tidak stabil. Mereka takut jual karena beli kembali pasti lebih mahal karena kurs kita melemah. Kemudian efek dari harga tinggi daging sapi adalah naiknya daging subtitusi seperti ayam dan bahkan ikan," jelasnya.

Joubert menyebut kondisi ekonomi Indonesia kini sudah berada di siaga 1. Pasalnya, banyak faktor yang menghantam seperti menurunnya perekonomian dunia, kurs yang melemah, daya serap anggaran yang rendah ditambah musim kemarau atau paceklik hampir di seluruh Indonesia dan akan membuat efek domino dari pasar uang (kurs) yang akan memperburuk pasar modal, pasar barang dan pasar tenaga kerja.

Kalau tidak diambil langkah tepat, katanya, maka perekonomian Indonesia akan terpuruk dalam kurun waktu minimal enam bulan ke depan.

Jika melemahnya kurs ini memicu inflasi maka tidak lama lagi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga dan ini akan melemahkan sektor investasi. "Suku bunga efektif kalau jangka pendek, dalam menekan inflasi namun akan sia-sia kalau biaya produksi yang meningkat,"katanya.

"Bagi saya solusi instan adalah merealisasikan proyek-proyek produktif dan padat karya untuk proyek APBN dan APBD sehingga menambah income masyarakat sehingga minimal bisa mengurangi dampak inflasi," katanya.

Kemudian beri insentif bagi pengusaha ekspor dan kontrol transaksi dolar di dalam negeri. Menurutnya, untuk menggerakkan perekonomian saat ini adalah lewat pengeluaran pemerintah karena ketidakstabilan kurs membuat investor pikir dua kali guna berinvestasi.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rupiah Anjlok, Airlangga Masih Optimis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5 Persen Karena Ini
Rupiah Anjlok, Airlangga Masih Optimis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5 Persen Karena Ini

Meskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?

Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya