Pemulihan Ekonomi Global Dinilai Memakan Waktu Lama
Merdeka.com - Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal memperkirakan pemulihan ekonomi secara global akan memakan waktu lama. Sebab, ketidakpastian masih tinggi, seiring dengan penyebaran virus yang masih luas ditambah jumlah kasus meningkat.
"Pemulihan ekonomi global menurut kami baru terjadi kalau wabah tertangani," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (21/7).
Dia menambahkan, ekonomi global sendiri saat ini diperkirakan akan masuk jurang resesi. Resesi bahkan terdalam sejak 1930, dan terdalam juga sejak perang dunia kedua.
Lembaga-lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) juga telah pesimis terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini.
"Ada prediksi di Januari awal tahun smp April makin pesimis dan terakhir bisa lihat IMF -4,9 persen OECD bahkan sampai minus 6 persen ini sangat bisa dimengerti karena kasus positif covid-19 di dunia terus meningkat," kata dia.
Dia melanjutkan, proses pemulihan ke depan akan variatif tergantung dari berbagai kebijakan diambil oleh suatu negara. Indonesia sendiri bahkan sudah menggulirkan program pemulihan ekonomi nasional atau (PEN) dengan ratusan triliun. Itu diharapkan agar ekonomi domestik bisa bangkit.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaPrabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya