Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemilik Asian Agri kritik cara pemerintah padamkan kebakaran hutan

Pemilik Asian Agri kritik cara pemerintah padamkan kebakaran hutan Ilustrasi Kebakaran Hutan. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Royal Garden Eagle (RGE) atau induk usaha Asian Agri, Anderson Tanoto angkat bicara terkait bencana kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia belakangan ini. Anderson mengkritik cara pemerintah yang hampir tiap tahun menerbangkan helikopter untuk memadamkan api. Menurutnya, lebih baik dana ini digunakan untuk membantu desa bebas api dan mencegah kebakaran.

"Jadi jangan cuma bawa helikopter untuk menurunkan air, tapi dana untuk terbangkan helikopter ini yang kira kira Rp 750 miliar diberikan ke masyarakat, atau berikan alternatif untuk membuka lahan secara mekanikal, its more effective. Ini dana malah ke perusahaan Rusia (memadamkan api), ngapain? Harusnya masuk ke Indonesia lagi," tuturnya saat berbincang dengan wartawan di Singapura, kemarin.

Menurutnya, hutan ini sengaja dibakar oleh beberapa orang yang ingin meraup keuntungan seperti menambah lahan penanaman sawit. "Menurut saya ini sengaja dibakar. Berbeda dengan negara lain seperti Australia dan lainnya itu ada petir dan mengeluarkan api. Kita ini menurut saya sengaja dibakar," ucap Anderson.

Salah satu indikasinya, tidak lama setelah hutan terbakar dan dipadamkan, beberapa lahan telah ditanami kelapa sawit. Anderson mendesak pemerintah untuk mengusut dan menangkap pihak yang terkait masalah ini.

"Orang yang tanam harus ditangkap. Biasanya orang punya alasan dibakar dan dijual. Tapi menurut saya, siapa yang tanam harus cek siapa yang bakar. Kalau dia tanam lagi harus ditangkap karena ada motif," katanya.

Anak miliuner Sukanto Tanoto ini memberi saran kepada pemerintah agar bencana kebakaran hutan tidak terjadi lagi di masa mendatang. Salah satunya dengan memberi alternatif membuka lahan bagi mereka yang punya lahan resmi.

"Memberikan alternatif bagi mereka yang punya lahan secara resmi untuk jangan bakar ketika buka lahan, misal buka lahan secara mekanikal. Kalau kita tidak berikan alternatif, ya kita tidak bisa paksa untuk tidak bakar."

Cara lain yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan memberi penghargaan ke perusahaan yang bisa menjaga hutan dan tidak membakarnya. Selain itu, pemerintah juga disarankan untuk membentuk desa bebas api di daerah rawan. Desa ini nantinya juga bisa diberikan penghargaan jika bisa menjaga hutan.

"Kami sendiri sudah mulai memberikan penghargaan desa bebas api di 9 desa, kalau tidak ada kejadian kebakaran di El-Nino ini kami berikan tiap desa Rp 100 juta, jumlahnya tidak besar tapi jadi insentif untuk tidak bakar. Ini kami jalankan, dan walaupun masih banyak yang bisa kita jalankan, harapan saya ini bisa solusinya dari bawah ke atas," jelasnya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Kondisi Masyarakat Adat hingga Buruh Tani Dianggap Memburuk

10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Kondisi Masyarakat Adat hingga Buruh Tani Dianggap Memburuk

Khususnya agraria, yang tak mencerminkan pemerintahan Jokowi bekerja untuk melindungi

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain

Jokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain

Ganjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan

Baca Selengkapnya
Pensiunan Aparat Asal Muara Jambi Ini Berkebun Aren dengan Omzet Miliaran, Kalahkan Kelapa Sawit

Pensiunan Aparat Asal Muara Jambi Ini Berkebun Aren dengan Omzet Miliaran, Kalahkan Kelapa Sawit

Peluang bisnis menanam pohon aren di perkebunan milik pribadi bisa meraup omzet hingga miliaran.

Baca Selengkapnya
Pelaku Jastip Protes soal Aturan Pembatasan Bawaan Barang dari Luar Negeri, Mendag Jawab Begini

Pelaku Jastip Protes soal Aturan Pembatasan Bawaan Barang dari Luar Negeri, Mendag Jawab Begini

Mendag Zulhas menyampaikan, pihaknya akan berkirim surat terhadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi aturan tersebut.

Baca Selengkapnya
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang

Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang

Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mahfud Tajam Kutip Jokowi Soal Penggundulan Hutan RI Tertinggi, Cak Imin Beri Jawaban Keras

VIDEO: Mahfud Tajam Kutip Jokowi Soal Penggundulan Hutan RI Tertinggi, Cak Imin Beri Jawaban Keras

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024 Minggu 21 Januari 2024

Baca Selengkapnya