Pemerintah turunkan prediksi pertumbuhan ekonomi 2016
Merdeka.com - Pemerintah menurunkan target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Semula target pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,5 persen diturunkan menjadi 5,3 persen.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, penurunan target pertumbuhan ekonomi itu setelah mendapatkan berbagai masukan dari anggota DPR dan melihat kondisi perekonomian saat ini.
"Mencermati apa yang menjadi pertanyaan dan masukan Komisi XI, yang harus diutamakan adalah realistis tanpa meninggalkan optimisme," kata Bambang di Komisi XI DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/9).
Bambang menjelaskan, diturunkannya target pertumbuhan ekonomi tahun depan didasari proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari International Monetary Fund (IMF) yang hanya 3,8 persen.
Perlambatan ekonomi China dari 6,8 persen tahun ini menjadi 6,3 persen pada 2016 juga turut menjadi faktor pertimbangan pemerintah menurunkan target pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dengan melihat itu, konsumsi juga tetap pada 5 persen, dan belanja pemerintah masih menjadi andalan bersama dengan investasi, karena sudah ada berbagai deregulasi dan debirokratisasi. Maka itu kami mengusulkan pertumbuhan ekonomi ada di 5,3 persen. Di satu sisi lebih realistis tanpa meninggalkan optimisme," terangnya.
Bambang memaparkan, pemerintah terus memperhatikan kondisi ekonomi global yang semakin tidak pasti. Selain soal kebijakan The Fed, perekonomian dunia juga terimbas devaluasi mata uang Yuan.
"Kita melihat dalam kondisi global yang semakin tidak pasti, pergerakan ini cukup besar, seperti kurs di Rp 13.400, kemudian terjadi depresiasi ketika Tiongkok mendevaluasi (melemahkan) Yuan," imbuh Bambang.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, lanjut Bambang, maka pemerintah memperkirakan pada 2016 inflasi mencapai 4,7 persen, Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 5,5 persen. Untuk menjaga inflasi, pemerintah akan terus memantau fluktuasi harga pangan.
Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan berada di kisaran 5,2 persen hingga 5,6 persen.
"Terkait dengan pertumbuhan ekonomi, saat yang lalu diputuskan antara 5,5 persen sampai 6 persen. Kemudian diajukan 5,5 persen, sekarang kami perkirakan 5,2 persen sampai 5,6 persen. Jadi dengan poin 5,3 persen, kami nyaman karena dalam range yang diperkirakan," imbuh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPrabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Anjlok, Jepang Resmi Masuk Resesi
Padahal ekonom memprediksi angka PDB Jepang kali ini jauh di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 1,4 persen.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bisa Jadi Omong Kosong
Kalau target pertumbuhan ekonomi dipaksakan sampai 7 persen yang terjadi bukan pertumbuhan yang sehat.
Baca Selengkapnya