Pemerintah cari harga cabai wajar agar tak rugikan produsen dan konsumen
Merdeka.com - Pemerintah mengungkapkan harga cabai dalam lima tahun terakhir memang cenderung meningkat. Hal ini karena ketidakcocokan dari pola tanam sehingga pada waktu-waktu tertentu terjadi kelangkaan cabai.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan tengah mencari solusi agar harga cabai tidak merugikan produsen dan membebani konsumen.
"Jadi kita harus cari harga yang wajar," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Tjahya Widayanti di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (18/10).
Dia melanjutkan, siapa yang menikmati kenaikan harga cabai mesti dianalisa lebih dalam. Apabila kenaikan cabai dinikmati oleh konsumen tentu akan berdampak pada inflasi. Tapi juga sebaliknya, jika harga murah petani akan merugi.
"Terlalu jatuh di petani juga jangan karena nanti akan merugikan petani," jelasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemicu masih mahalnya harga beras disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi akui harga cabai masih mengalami kenaikan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah diminta serius dalam menjaga pasokan beras di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaPemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kg.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaHarga telur saat ini sudah mendekati harga acuan yang ditentukan pemerintah.
Baca Selengkapnya