Pemda Harus Ikut Cari Solusi Agar Terhindar dari Resesi
Merdeka.com - Awan hitam telah membayangi perekonomian dunia di tahun depan. Banyak negara diprediksi masuk ke jurang resesi ekonomi sebagai respon kenaikan suku bunga acuan yang merangkak naik di masing-masing negara untuk mengatasi tingkat inflasi.
"Negara-negara yang akan bangkrut, resesi, diprediksi tahun depan akan bermasalah bakal tumbuhnya tidak sampai 5 persen," kata Gubernur Jawa Barat, kata Ridwan Kamil di Hotel Holiday Inn Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (3/10).
Salah satu faktor pelemahan ekonomi tersebut adalah tingkat inflasi. Banyak negara yang inflasinya sudah tinggi sekali seperti Turki uang mencapai 80 persen. Meski begitu, kondisi ekonomi Indonesia terbilang berdaya tahan.
Sampai kuartal II-2022, pertumbuhan ekonomi di 5,4 persen dengan tingkat inflasi masih di bawah 5 persen. "Alhamdulillah pertumbuhan kita masih di atas 5 persen. Ini baik-baik tapi inflasi ini di bawah 5 persen, relatif agak naik," kata Emil sapaannya.
Emil mengaku peringatan resesi yang diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belakangan ini harus menjadi perhatian semua pihak. Pemerintah daerah kata dia perlu mencarikan solusi agar Indonesia bisa terhindar atau meminimalisir dampaknya.
"Makanya saya berdoa yaAllah mudah-mudahan warning Bu Sri terkait resesi itu kita carikan solusinya. Termasuk biaya energi sebagai komponennya kira-kira begitu," kata dia
Mantan Wali Kota Bandung ini menyebut ada beberapa solusi untuk menghadapi ancaman resesi ekonomi di tahun depan. Salah satunya adalah mengubah gaya hidup. "Salah satu solusinya beradaptasi dari gaya hidup di zona nyaman menjadi mulai memikirkan sesuatu yang rata-rata tidak nyaman," ujarnya.
Selain itu, Indonesia harus beradaptasi dengan keadaan. Caranya dengan tidak menggantungkan pertumbuhan ekonomi pada kinerja ekspor dan impor. Mengingat sektor ini akan menjadi yang paling terdampak jika negara mitra terkena resesi.
Sebagaimana yang terjadi dengan Sri Lanka yang akhirnya masuk jurang kebangkrutan lantaran terlalu bergantung pada ekspor dan impor. Akibatnya utang menggunung tak bisa dibayar.
"Kedua, berdagang dengan diri sendiri, kenapa? Sri Lanka bangkrut karena terlalu bergantung dengan ekspor impor, pada saat dunia berputar seperti saat ini kena banyak utang," tuturnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaMelalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnya