Merdeka.com - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II R.J Lino mengusulkan agar pemerintah memulai proyek tol laut dari Pelabuhan Belawan, Medan. Kemudian, berlanjut ke Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Sorong.

Itu sesuai dengan konsep pendulum nusantara inisiatif BUMN pelabuhan tersebut.

Menurut Lino, tol laut tak efektif jika dimulai dari Pelabuhan Malahayati, Aceh atau provinsi ujung barat Indonesia. Sebab, pelabuhan itu masih sepi bongkar muat.

"Jarak deket Belawan ke Aceh belum tentu lebih murah. Misalnya ada yang bilang dari Aceh bisa langsung ke India, memang bisa tapi kapal masuk sebulan sekali barang enggak banyak," ucap Lino, Jakarta, Rabu (10/12).

Menurut Lino, pengusaha lebih senang ekspor atau impor barang melalui Belawan. Sementara, Malahayati sebaiknya dijadikan pelabuhan pengumpan.

"Kapal dari Aceh itu ke Belawan tiap hari juga ada, makanya konsep tol laut bagaimana murah untuk eksportir dan importir itu dari Belawan. Kalau dari Malahayati mahal," katanya.

Terlepas itu, Lino mengakui Pelabuhan Malahayati bakal terus berkembang dalam 20 tahun mendatang.

"Pelabuhan Aceh itu efisien memang di zaman Belanda karena kapal butuh berhenti setiap saat untuk air bersih. Sekarang butuh air tawar tidak harus berhenti."