Pedagang: Daging sapi di pasar tradisional belum bisa Rp 80.000
Merdeka.com - Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi menanggapi adanya instruksi Presiden RI Joko Widodo mengenai harga daging sapi menjelang Ramadan sebesar Rp 80.000 per kilogram (Kg). Menurutnya, batasan harga ini belum bisa diterapkan di pasar tradisional.
Dia menjelaskan, ada dua pasar yang menyebar di masyarakat, yakni pasar pemerintah dan pasar tradisional. Menurutnya, harga daging sapi Rp 80.000 ini bisa diterapkan di pasar pemerintah, namun untuk di pasar tradisional harga ini masih tidak mungkin diterapkan.
"Kalau (di pasar) pemerintah itu sangat logis jika dijual di harga Rp 80.000. Tapi kalau harga pasar ditekan di bawah Rp 100.000, logika kami sangat tidak mungkin. Karena kami membeli di RPH untuk karkas di Rp 87.000 per Kg," kata Asnawi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (4/6).
Dia menambahkan, bila dihitung dari modal dasar para pedagang, harga pokok pembelian hingga harga jual itu tidak lebih dari Rp 100.000 hingga Rp 111.000. Sehingga, keuntungan yang diraih oleh pedagang hanya sebesar Rp 4.000 hingga Rp 5.000.
"Kalau pemerintah menekan harga pedagang di pasar tradisional dengan menggunakan sapi siap potong di bawah Rp 100.000, pertanyaannya siapa yang mau nombok? Kalau memang pemerintah memberikan subsidi itu mungkin," imbuhnya.
Meski demikian, Asnawi menilai harga daging sapi saat ini masih cukup stabil. Meski dari Januari 2016, harga daging sapi pernah menyentuh Rp 130.000 sampai Rp 140.000, namun kini harga daging sapi hanya sebesar Rp 112.000.
Stabilnya harga ini salah satunya dipengaruhi oleh keputusan pemerintah untuk mengimpor daging sapi. Selain karena menjadi kewajiban dalam mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, pemerintah juga bisa menutupi kekurangan dari minimnya fungsi dari sapi potong di Indonesia.
"Saya sangat mengapresiasi dengan tindakan pemerintah seperti ini. Karena tidak terjadi gejolak harga, dan saat ini harga stabil. Mudah-mudahan dengan intervensi pemerintah tidak terjadi gejolak harga terutama dari hulu. Kalau importir menjual harga sapi hidup di Rp 44.000 saya pikir mereka tidak rugi," jelas Asnawi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaPetugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaAnies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaMakanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca SelengkapnyaPedagang Pasar Senen mengaku merasa bingung untuk harga daging kerap melonjak setiap bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengungkapkan hitung-hitungan sapi yang dibutuhkan untuk menyediakan susu gratis kepada anak-anak Indonesia.
Baca SelengkapnyaRumah Maxime Bouttier dipenuhi oleh pelayat yang menyampaikan duka cita atas kepergian Ibunda
Baca Selengkapnya