Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Bakal Serap 1.100 Tenaga Kerja
Merdeka.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyebut, bahwa pembangunan pabrik industri baterai listrik di Karawang, Jawa Barat bakal menyerap banyak tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Dia memperkirakan, jika pabrik ini sudah berdiri setidaknya dapat mempekerjakan sebanyak 1.100 orang.
"Kalau sudah jadi beneran (pabriknya) tenaga kerja langsung di karyawan situ 1.100 orang," katanya dalam konferensi pers, Jumat (17/9).
Belum lagi, terdapat sebanyak 13.000 orang juga terlibat di dalam masa konstruksi. Ini mulai dari sub kontraktor, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), bahan material, hingga orang yang punya alat beratnya.
"Belum tidak langsung. Dan mulai kemarin langsung kerja. Alat saja sudah sekitar 50-an di sana.
Sebagai informasi, proses peletakan batu pertama atau groundbreaking Pabrik Industri Baterai Listrik berada di Karawang, Jawa Barat telah dimulai, Rabu (15/9) lalu. Adapun nilai investasi yang dilakukan oleh Hyundai untuk pembangunan pabrik ini sebesar Rp1,5 miliar atau setara dengan Rp21 triliun.
Kerja sama investasi itu juga merupakan salah satu tahap dari keseluruhan rencana proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai USD9,8 miliar.
Ternyata, Perusahaan Baterai Mobil Listrik China Pencetak Miliarder Terbanyak Dunia
Valuasi perusahaan fantastis seperti raksasa teknologi Facebook dan Google tak menjamin berhasil menelurkan banyak miliarder dunia. Ternyata, produsen baterai mobil listrik asal China yang bisnisnya kian moncer beberapa tahun terakhir yang mampu melakukannya.
Dikutip dari Forbes, Jumat (7/5), Contemporary Amperex Technology yang lebih dikenal CATL, memiliki sembilan orang miliarder yang lahir dari dalam bisnisnya. Salah satunya bahkan masuk daftar 50 orang paling kaya sedunia.
Saham perusahaan, yang memasok baterai ke pembuat mobil listrik termasuk BMW, Volkswagen, dan Mercedes-Benz, telah melonjak lebih dari 150 persen pada tahun lalu karena permintaan untuk kendaraan listrik yang kian digandrungi.
Pendiri sekaligus CEO CATL, Robin Zeng yang berusia 52 tahun jadi pemilik kekayaan terbesar di antara delapan miliarder jebolan CATL lainnya. Zeng sekarang menjadi orang terkaya ke-47 di dunia, dengan nilai kekayaan USD 32,5 miliar atau sekitar Rp 469 triliun.
Nilai tersebut bertambah lebih dari tiga kali lipat, dibanding kekayaan USD 9,7 miliar yang dia miliki pada Maret 2020 ketika pandemi Covid-19 menghantam pasar. Zeng diketahui mengendalikan sekitar 25 persen saham perusahaan.
Selain Zeng, dua wakil kepala eksekutif CATL, Huang Shilin dan Li Ping juga turut melipat gandakan kekayaannya, yang masing-masing nilai kekayaannya secara berurutan USD 14,7 miliar atau sekitar Rp 212 triliun, dan USD 6,6 miliar atau sekitar Rp 95 triliun.
Masih ada pimpinan lainnya yang juga mendulang kekayaan. Diantaranya kepala bidang teknik dan produksi, Zhao Fenggang dengan nilai kekayaan USD 2,4 miliar atau sekitar Rp 34,6 triliun.
Kepala ilmuwan sekaligus wakil manajer umum, Wu Kai, kepala dewan pengawas, Wu Yingming dan Asisten Presiden, Chen Yuantai.
Masing-masing ketiga orang itu memiliki kakayaan secara berurutan, USD 2,3 miliar atau sekitar Rp 33,2 triliun, USD 1,9 miliar atau sekitar Rp 27,4 triliun dan USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 18,7 triliun.
Selain orang dalam perusahaan, ada juga dua miliarder lainnya yang menambang kekayaan berkat investasinya saat perusahaan baru memulai bisnis beberapa tahun silam. Ada investor Pei Zhenhua, yang kekayaannya saat ini USD 8,5 miliar atau sekitar Rp 122,7 triliun.
Selain itu, satu lagi investor awal CATL yang meraup untung besar ialah Chen Qiongxiang, yang kekayaannya saat ini sekitar Rp 1,8 miliar atau sekitar Rp 25,9 triliun. Lima dari sembilan miliarder CATL tersebut baru bergabung di jajaran miliarder dunia tahun ini.
Jika diakumulasikan, jumlah kekayaan yang dihasilkan kesembilan orang tersebut bernilai USD 72 miliar atau sekitar Rp 1.039 triliun. Ini merupakan prestasi yang mengejutkan bagi perusahaan yang baru berusia satu dekade.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaBaterai Ukuran Mini ini Disebut Mampu Bertahan hingga 50 Tahun, Bahan Dasarnya dari Nuklir
Startup asal China telah meluncurkan baterai baru yang diklaim dapat menghasilkan listrik selama 50 tahun.
Baca SelengkapnyaKembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM
Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKilang Pertamina Balikpapan Tingkatkan Kapasitas Produksi Jadi 360 Ribu Barrel Per Hari
Tersambungnya unit kilang tersebut akan menjadi tonggak bersejarah Kilang Balikpapan.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Pemerintah Bangun 2.704 Unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Realisasi pembangunan ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 1.035 unit.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Luhut Ungkap Ada Investor China Bakal Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia
Produsen menyanggupi permintaan pemerintah Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik dengan kapasitas 600.000 di 2030.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Bongkar Biang Kerok Mobil Listrik Tak Laku di Indonesia: Baterainya Mahal
Pemerintah cari cara agar penjualan kendaraan listrik meningkat.
Baca SelengkapnyaTom Lembong Sebut Pabrikan Kendaraan Listrik Beralih ke Lithium Ferro Phosphate, Begini Fakta Diungkap BKPM
Indonesia sebenarnya punya potensi untuk mengembangkan nikel dan LFP di industri hilir.
Baca Selengkapnya