OJK: Rupiah membaik jadi bukti ekonomi Indonesia cerah
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) semakin menguat. Menurut data Bloomberg, Rupiah menyentuh angka Rp 13.445,- per USD pada jeda siang perdagangan, Kamis (11/2).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida mengatakan, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap USD akan mendorong perbaikan iklim investasi.
"Itu kan nilai tukar ya, kalau nilai tukar kita membaik tentu nanti iklim investasi akan membaik, tapi tentu kita akan lihat secara detil ya, investasi di bidang apa dan lain-lain," kata Nurhaida di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (11/2).
OJK bersama pemerintah dan Bank Indonesia, lanjut Nurhaida, masih terus mengantisipasi pergerakan ekonomi global meski Rupiah tampak semakin membaik. Kendati demikian, penguatan Rupiah terhadap USD tidak bisa diprediksi akan bertahan hingga berapa lama.
"Kalau (prediksi sampai kapan) itu kita enggak bisa, itu kan volatile global, banyak sekali faktor yang mempengaruhi, misalnya Fed Fund Rate, kemarin itu FOMC itu tetap ya tidak berubah, tetapi kemudian ada juga yang memperkirakan mungkin akan terjadi perubahan dan itu banyak sekali item yang mempengaruhi," jelas Nurhaida.
Nurhaida melihat, kondisi perekonomian 2016 akan semakin baik. Hal ini sudah tercermin dari membaiknya nilai tukar Rupiah dan jumlah investasi masuk di awal 2016.
"Bursa kita indeks data per Januari meningkat 0,48 persen, IHSG Februari, kemarin sudah naik 3,3 persen. Kita melihat sudah ada inflow, year to date saham asing Rp 0,3 triliun dibandingkan tahun lalu akhir 2015 outflow Rp 40 triliun. Ini perkembangan berarti di pasar modal kita. Terjadi beberapa perbaikan," jelas Nurhaida.
"Kita lihat semester dua 2015 itu sudah semakin baik dari semester I dan di awal 2016 ini paling tidak sektor pasar modal itu terjadi pertumbuhan yang bagus, tetapi bagaimana kemudian kita bisa menjaga agar pertumbuhan ini sustain," tutup Nurhaida.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaOJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman
Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnya