OJK nilai perbankan nasional tak siap hadapi pasar bebas Asean
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan menyatakan perbankan dalam negeri belum siap menghadapi liberalisasi ekonomi di Asean. Sebab, perbankan dalam negeri terlihat masih ogah ekspansi ke luar negeri.
"Salah satu kekurangan kita domestic oriented, lupa untuk melihat opsi yang ada di luar, dengan alasan margin dalam negeri yang masih menggiurkan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Jakarta, Senin (12/10).
Sebaliknya, menurut Muliaman, ekspansi ke luar negeri justru menjadi keharusan bagi perbankan negara tetangga
"Ini menurut saya salah satu sentilan bagi kita semua," katanya. "Bagi beberapa negara Asean yang size market kecil, keluar dari wilayahnya menjadi suatu keharusan."
Padahal, kata Muliaman, perbankan Indonesia memiliki potensi untuk memasuki pasar negara lain.
"Perbankan biasanya masuk setelah bisnis lain masuk, ini menjadi saling terkait satu sama lain," katanya. "Ketika ingin mendorong perbankan masuk ke negara lain (Kamboja dan Vietnam) tapi sektor riil ke sana terbatas, jadi kurang optimal."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaIni sebagai upaya OJK memperkuat upaya pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Baca SelengkapnyaOJK menyebut ada tiga pihak yang dikenakan kewajiban dalam pelaporan kepemilikan saham atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca Selengkapnya