OJK ingin bank nasional lirik peluang di Myanmar sampai Vietnam
Merdeka.com - Negara-negara Asia Tenggara di kawasan yang di lintasi Sungai Kuning biasa disebut CLMV (Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar), amat prospektif bagi industri keuangan. Akan tetapi, perusahaan Indonesia masih minim berekspansi ke kawasan tersebut.
Minimnya, perusahaan keuangan merambah negara tersebut, Otoritas Jasa Keuangan menggelar diskusi antara belasan pelaku industri bank di Indonesia dengan perwakilan dari otoritas keuangan dan investasi Myanmar, Laos, dan Vietnam di Jakarta, Jumat (12/9).
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad berharap forum diskusi ini bisa menjadi ajang berbagi pengetahuan, apa saja trik untuk memasuki pasar CLMV.
Dengan jumlah penduduk muda melimpah, serta rata-rata pemerintah CLMV sedang bersemangat mempermudah investasi asing dalam 5 tahun terakhir, seharusnya peluang ini ditangkap oleh pengusaha bank dari Tanah Air.
"Pengetahuan itu sangat minimal dari pegiat jasa keuangan nasional. Padahal potensi di sana sangat besar. CLMV ini menurut saya perlu dipertimbangkan serius oleh seluruh pelaku industri keuangan nasional," ujarnya selepas membuka diskusi tersebut.
Dalam diskusi kelompok itu, tidak hanya unsur perbankan yang diundang. Perusahaan Indonesia punya pengalaman berekspansi ke Laos dan Myanmar, seperti PT Semen Indonesia Tbk, turut dihadirkan untuk memperkaya pandangan para bankir.
Tujuannya, menurut OJK, supaya peluang dan tantangan khas dari investasi di CLMV bisa dipahami pelaku industri keuangan Indonesia. Dan ini pun tak hanya buat perbankan, tapi juga asuransi dan pasar modal.
"Pengetahuan pebisnis kita ke negara CLMV sangat sedikit. Di Vietnam hanya beberapa biji, di Laos hanya berapa juta dollar nilainya. Kecil sekali exposure. Orang tidak masuk (ke CLMV) kan bisa saja karena tidak paham. Tetap saja bank menganut manajemen risiko. Jadi dengan demikian pengetahuannya kita tambah," urai Muliaman.
Forum ini jadi pijakan awal OJK menjalin kerja sama bilateral dengan Myanmar sampai Vietnam. Sejauh ini, forum bilateral baru dilakukan sesama pemerintah, belum sampai tataran otoritas keuangan masing-masing.
Beberapa perusahaan perbankan, seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk, sudah menjajaki kemungkinan buka cabang bersama di Yangoon, Myanmar.
"Kita akan follow up dengan otoritas di CLMV untuk membuat MoU, sehingga mudah-mudahan diskusi ini bisa jadi awal memayungi industri keuangan. Dua belah pihak sama-sama bersemangat, environment-nya sudah kondusif," kata Muliaman.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPihak regulator di bidang keuangan dan perbankan akan segera melakukan groundbreaking pembangunan kantornya di IKN.
Baca SelengkapnyaStrategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Baca SelengkapnyaSesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaI."Kenali investasi sejak dini. Langkah awal mulailah dengan menabung, kemudian naik ke level investasi," ucap Direktur BNI, Ronny Venir.
Baca Selengkapnya