Neraca Perdagangan Surplus, Rupiah Menguat ke Level Rp13.900-an per USD
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hari ini, Selasa (16/7), menguat sentuh level Rp13.900-an per USD. Pagi tadi, Rupiah dibuka di level Rp13.910 atau menguat tipis dibanding penutupan sebelumnya di Rp13.919 per USD.
Mengutip laman Bloomberg, Rupiah bergerak melemah usai pembukaan ke level Rp13.930 namun kemudian bergerak fluktuatif. Saat ini, Rupiah kembali menguat di level Rp13.914 per USD.
"Pagi ini mata uang kuat Asia yen dan dolar Singapura dibuka menguat terhadap US Dolar yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini. Kemungkinan rupiah akan menguat terbatas," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, dikutip Antara.
Lana memprediksi hari ini rupiah akan menguat di kisaran Rp13.900 hingga Rp13.920 per USD. Sentimen positif bagi rupiah yaitu neraca perdagangan Juni 2019 yang tercatat surplus sebesar USD 196 juta dengan nilai ekspor sebesar USD 11,8 miliar dan impor sebesar USD 11,6 miliar.
Kinerja Juni ini membuat neraca perdagangan selama triwulan kedua, dari April sampai Juni, tercatat defisit sebesar USD 1,87 miliar, lebih tinggi dibandingkan defisit pada periode yang sama tahun 2018 yang sebesar USD 1,46 miliar.
"Dengan defisit yang membesar ini kemungkinan defisit transaksi berjalan pada Q2-2019 ini lebih besar dari Q2-2018 yang tercatat sebesar 3,04 persen dari PDB," kata Lana.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.925 per USD dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.970 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca Selengkapnya