Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Neraca Perdagangan RI Surplus 31 Bulan Berturut-turut

Neraca Perdagangan RI Surplus 31 Bulan Berturut-turut Ekspor Impor. ©shutterstock.com

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali surplus USD 5,16 miliar pada November 2022. Surplus neraca perdagangan ditopang oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dibanding impor.

"Neraca perdagangan barang surplus sebesar USD 5,16 miliar. Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan November 2022 membukukan surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik dan Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers, Kamis (15/12).

Nilai ekspor Indonesia November 2022 mencapai USD 24,12 miliar atau turun 2,46 persen dibanding ekspor Oktober 2022. Dibanding November 2021 nilai ekspor naik sebesar 5,58 persen. "Secara month to month nilai ekspor November 2022 mencapai USD 24,12 miliar atau turun sebesar 2,46 persen dibanding bulan sebelumnya," ujarnya.

Dilihat dari komposisi secara bulanan, untuk ekspor migas turun sebesar-11,85 persen atau secara nilai turun dari USD 1,29 miliar menjadi USD 1,14 miliar. Sementara untuk ekspor nonmigas November 2022 mencapai USD 22,99 miliar, turun 1,94 persen dibanding Oktober 2022 sebesar USD 23,44 miliar, sementara itu naik 6,88 persen jika dibanding ekspor nonmigas November 2021.

Di sisi lain, nilai impor Indonesia November 2022 mencapai USD18,96 miliar, turun 0,91 persen dibandingkan Oktober 2022 atau turun 1,89 persen dibandingkan November 2021 USD 19,14 miliar. "Secara month to month nilai impor Indonesia November 2022 mencapai USD18,96 miliar, turun 0,91 persen dibandingkan kondisi Oktober 2022," katanya.

Surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas, yakni nonmigas surplus USD 6,83 miliar yang terdiri dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan, serta besi dan baja. Sementara, migas defisit sebesar USD 1,67 miliar yang terdiri dari minyak mentah dan hasil minyak.

Berikut tiga negara penyumbang surplus terbesar, diantaranya Amerika Serikat sebesar USD 1.315 juta dengan komoditas terbesar yaitu mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesorisnya (rajutan), pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan).

Selanjutnya, India surplusnya USD 1.171 juta dengan komoditas terbesar diantaranya, lemak dan minyak hewani/nabati, bahan bakar mineral, dan bijih logam, terak dan abu. Terakhir, Filipina dengan surplus USD 1.024 juta yang didukung oleh komoditas terbesarnya yaitu bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, lemak dan minyak hewani/nabati.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar

Baca Selengkapnya
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.

Baca Selengkapnya
APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun

APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun

Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca Selengkapnya
Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar

Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar

Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.

Baca Selengkapnya
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun

Utang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun

Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.

Baca Selengkapnya