Neraca Pembayaran Membaik Dinilai Jadi Momen Pemulihan Ekonomi
Merdeka.com - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2020 tercatat mengalami surplus sebesar USD 9,2 miliar. Angka ini membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD 8,5 miliar.
"Dari hasil yang disampaikan Bank Indonesia, neraca pembayaran Indonesia itu mencetak surplus USD 9,2 miliar pada kuartal II. Dan itu surplus NPI merupakan yang terbesar sejak kuartal II 2011," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta dalam diskusi virtual, Kamis (15/10).
"Jadi ini terbaik, terbesar sejak 10 tahun yang lalu. Artinya momentum surplus ini benar-benar harus dijadikan satu arah reverse policy ke depan," imbuhnya.
Sesuai dengan yang pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya di depan MPR pada Agustus lalu, Arif menyebutkan ini merupakan momentum yang pas untuk melakukan pembalikan.
"Membajak momentum untuk membalikkan keadaan untuk lebih cepat memajukan Indonesia. dan kita momentumnya ada sekarang," kata Arif.
Lebih lanjut, defisit transaksi berjalan yang tercatat menurun dari USD 3,7 miliar pada kuartal I, menjadi USD 2,9 miliar pada kuartal II. "Tapi secara nettonya, neraca pembayaran ini mengalami suasana yang positif, yang cukup lama kita mengalami kontraksi tapi ini menunjukkan suasana yang baik," kata dia.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada April 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan menyatakan, neraca perdagangan Indonesia tetap mencatatkan surplus pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya