Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Neraca Dagang Mei Diprediksi Defisit, Ini Penyebabnya

Neraca Dagang Mei Diprediksi Defisit, Ini Penyebabnya Pelabuhan. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Sekretaris Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso memprediksi neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019 masih mengalami defisit. Salah satunya disebabkan oleh ekspor yang masih terhalang kondisi global.

"Kalau dari sisi kita untuk merespons neraca perdagangan, teman-teman tahu bahwa April kemarin terpukul dengan defisit USD 2,5 miliar. Sepertinya bulan ini juga masih defisit karena ekspor berat terutama di global," ujar Susiwijono di Kantornya, Jakarta, Kamis (23/5).

Ekspor migas bulan ini diperkirakan merosot akibat penurunan harga yang cukup drastis. Khusus gas, mengalami penurunan cukup drastis. "April itu ekspor migas drastis turunnya. Biasa di atas USD 1,1 billion per bulan, kemarin hanya USD 0,7 billion. Bulan ini kemungkinan bisa lebih rendah lagi," kata Susiwijono.

Sementara itu, jelang Ramadan permintaan barang impor juga masih akan tinggi khususnya konsumsi. Meski demikian, dia berharap, defisit bulan ini tidak akan sebesar defisit pada April.

"Kita lagi cek apakah impornya tinggi, biasanya pola musimannya jelang lebaran ini juga tinggi barang konsumsinya. Sebenarnya April kemarin kombinasinya dari dua itu. Pada saat ekspor global turun, impor musimannya tinggi. Itu terjadi di April dan Mei. Kalau hitung-hitungan masih defisit, tapi mudah-mudahan tidak sebesar kemarin," tandasnya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Gas Murah Belum Terserap 100 Persen, SKK Migas Bongkar Penyebabnya

Harga Gas Murah Belum Terserap 100 Persen, SKK Migas Bongkar Penyebabnya

Pertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.

Baca Selengkapnya
Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Alami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi

Alami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi

Permintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
Insentif Harga Gas Bumi Berpotensi Kurangi Pendapatan Negara hingga Rp15,6 Triliun

Insentif Harga Gas Bumi Berpotensi Kurangi Pendapatan Negara hingga Rp15,6 Triliun

Insentif harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk 7 sektor industri membuat penerimaan negara turut berkurang hingga Rp15,6 triliun.

Baca Selengkapnya
99 Penyewa di Mal Kota Kasablanka Gunakan Gas Bumi, Apa Untungnya?

99 Penyewa di Mal Kota Kasablanka Gunakan Gas Bumi, Apa Untungnya?

PGN terbuka dan mendorong bagi semua sektor usaha untuk menggunakan gas bumi agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata bersama.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret

Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret

Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.

Baca Selengkapnya