Negara Eropa ramai-ramai berencana kasih tunjangan ke penduduknya
Merdeka.com - Sejumlah negara di Eropa berencana menyalurkan tunjangan kepada setiap penduduknya. Sebut saja Kanada, Belanda, dan Finlandia yang sudah menggelar studi terkait itu sejak tahun lalu.
Ketiga negara itu mengekor Swiss yang berkeinginan memberikan tunjangan sebesar 2.500 francs atau USD 2.500, setara Rp 34 juta, per bulan untuk setiap individu dewasa. Sedangkan untuk anak-anak besaran tunjangannya seperempat dari orang dewasa.
Seperti diungkapkan Bloomberg, kemarin, pemerintah Swiss bakal menggelar referendum untuk memutuskan nasib progam tunjangan kesejahteraan tanpa syarat tersebut pada 5 Juni mendatang. Inisiatif bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup ini mendapat kesempatan untuk direferendum setelah proposalnya didukung lebih dari 100 ribu orang.
"Ini tidak seperti yang Anda lihat, kemiskinan ekstrem di Swiss," kata Andreas Ladner, profesor ilmu politik di Universitas Lausanne. "Tapi di Swiss memang ada segelintir orang yang tak punya cukup uang, dan ada juga sedikit orang yang bekerja namun tak punya penghasilan cukup."
Sayangnya, inisatif tersebut dinilai tak cukup untuk mengurangi kemiskinan di Swiss. Pasalnya, jika disetujui, setiap penduduk di salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia itu mendapatkan tunjangan sekitar 30 ribu francs per tahun.
Itu sedikit di atas standar garis kemiskinan Swiss pada 2014,sebesar 29,501 francs. Berdasarkan data kantor statistik Swiss, satu dari delapan penduduk di negara Eropa Tengah itu hidup di bawah garis kemiskinan. Lebih banyak ketimbang Prancis, Denmark, dan Norwegia.
Pemberian tunjangan ini masih ditentang pemerintah Swiss. Sebab, program tersebut bakal berimplikasi pada peningkatan pajak, ketidakadilan bagi pekerja, dan menurunnya kemampuan warga. Di sisi lain, ekonomi Swiss tengah goyang lantaran penguatan francs dan ancaman pengusaha ingin merelokasi bisnisnya ke negara lain untuk menekan ongkos produksi.
Hasil jajak pendapat lembaga survei GFS.Bern pada 18-23 April: Dari sebanyak 1.209 responden, sekitar 72 persen menolak. Sisanya, 24 persen menerima, dan 4 persen belum memutuskan.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaPerusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca SelengkapnyaIni penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Singapura memberikan bantuan berupa paket dukungan biaya hidup sebesar 800 dolar Singapura per orang untuk mengatasi kenaikan biaya hidup.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaBerikut enam syarat pemilih dalam Pemilu 2024 sesuai dengan Undang-Undang berlaku.
Baca SelengkapnyaFatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca SelengkapnyaDarimana asal penamaan "Eropa" dari benua Eropa? Simak ulasan sejarah lengkapnya berikut ini.
Baca Selengkapnya