Mutu infrastruktur air Indonesia hanya sedikit di atas Ethiopia
Merdeka.com - Pengelolaan sumber daya air di Indonesia menurut pemerintah sangat menyedihkan. Mayoritas air hujan, mengalir begitu saja, langsung kembali ke laut. Alhasil, masyarakat di wilayah tropis ini sering kekurangan air bersih. Belum lagi kehilangan potensi pemberdayaan air jadi sumber energi, lewat PLTA atau waduk.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dedy Supriadi Priatna mengatakan berdasarkan indeks 2003-2013, kualitas pengelolaan sumber daya air di Indonesia bahkan hanya lebih baik dari negara-negara Afrika.
"Kita ini cuma satu tingkat di atas Ethiopia, ini mengindikasikan kita harus genjot pembangunan waduk, dam, dan situ," ujarnya di sela-sela paparan kaleidoskop infrastruktur 2013, di Bappenas, Jakarta, Selasa (24/12).
Sebagai gambaran, pengelolaan air di DKI Jakarta hanya mencakup 2,7 persen air yang mengalir. Sisanya dibuang ke sungai. Padahal Singapura mampu mengolah 100 persen air yang mengalir, Malaysia sudah 96 persen, Vietnam 64 persen.
Alhasil, Bappenas berharap pengambil kebijakan memprioritaskan pembangunan infrastruktur air. Sebab, sumber daya yang akan jadi penyebab konflik sosial adalah air.
"Perang ke depan karena air, Indonesia daya tampung airnya sangat rendah," kata Dedy.
Secara nasional, daya tampung air, melalui irigasi, waduk, hingga selokan baru 54 meter kubik per kapita. Sedangkan kebutuhan ideal 1.975 meter kubik per kapita.
Persoalan ini menurut Dedy merupakan akar penyebab banjir di kota-kota besar Tanah Air. Bahkan dia menilai, bila tak ditangani baik, megaproyek seperti tanggul laut raksasa Giant Sea Wall, bakal mubazir dan jadi sumber masalah.
Dedy berharap Pemda diharapkan membereskan masalah sanitasi dan saluran air sebelum beralih membangun proyek penampungan air skala raksasa.
"Sanitasi beres itu prasyarat giant sea wall, kalau enggak, tanggul air itu cuma jadi septic tank raksasa. Air yang di sana akan bau dan kotor," jelasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menambahkan, dalam 10 tahun terakhir Indonesia telah memperkuat infrastruktur air.
Baca SelengkapnyaSituasi di Gaza, Yaman, Ukraina, dan beberapa bagian dunia lain juga memperburuk krisis air yang terjadi.
Baca SelengkapnyaSaat peresmian, Jokowi menekankan pentingnya sistem pengelolaan air limbah cair.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penilaian AirHelp dalam menentukan daftar bandara terburuk dunia mempertimbangkan berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, bendungan dan Instalasi Pengolahan Air itu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaPemerintah Korea Selatan dan Indonesia sedang melakukan negosiasi akhir untuk menyelesaikan masalah pembagian biaya.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaSelama ini bandara internasional hanya melayani penerbangan internasional ke beberapa negara tertentu saja dan bukan merupakan penerbangan jarak jauh.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah mulai memasuki musim penghujan sehingga kebutuhan air tercukupi untuk memanen.
Baca Selengkapnya