Miskin sejak lahir, penyebab sepertiga ketimpangan ekonomi RI
Merdeka.com - Ketimpangan ekonomi masih menjadi persoalan global. Tak hanya dialami oleh negara miskin, tetapi juga maju dan menengah.
Persoalan itu muncul lantaran manfaat pertumbuhan ekonomi suatu negara tak terdistribusi merata ke seluruh penduduk.
"Sejumlah persoalan ketimpangan merupakan efek samping dari pertumbuhan ekonomi. Ketika tak semua orang bergerak dengan kecepatan dan waktu yang sama," kata Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani dalam laman resmi lembaga keuangan internasional tersebut, kemarin.
Dia melanjutkan, jika mayoritas penduduk mengalami penderitaan ekonomi dan stagnasi sosial. Maka, ketimpangan bakal menjadi ancaman nyata untuk kemajuan suatu negara.
"Inilah mengapa ketimpangan ekstrem tak hanya salah secara moral, tetapi juga menjadi gejala dari perpecahan masyarakat. Itu akan mendorong terjadinya kemiskinan yang berurat akar, pertumbuhan ekonomi lumpuh, dan konflik sosial," kata menteri keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Atas dasar itulah, kata Sri Mulyani, Bank Dunia tak hanya berambisi mengakhiri kemiskinan. Tetapi juga mempromosikan pemerataaan kesejahteraan.
"Diskusi terkait ketimpangan seringkali berfokus pada kesenjangan pendapatan. Namun, masih ada aspek lain dari penyebab ketimpangan yang tak kalah penting."
Diantaranya, keterbatasan kesempatan penduduk untuk memerbaiki kesejahteraan.
"Sekedar contoh, bukti terkini di negara saya, Indonesia, menunjukkan sepertiga ketimpangan ekonomi disebabkan oleh keadaan saat orang dilahirkan," kata Sri Mulyani.
"Di banyak wilayah, terutama pedesaan, jika orangtuanya miskin, maka si anak punya sedikit kesempatan untuk memerbaiki hidup."
Dengan kata lain, kata Sri Mulyani, keterbatasan kesempatan bakal menghambat mobilitas ekonomi. Kemudian, mengabadikan kemiskinan lintas generasi, dan menekan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
"Itulah mengapa kami menolong banyak negara untuk menyediakan pelayanan dasar yang bisa menjangkau semua penduduk, terutama 40 persen populasi termiskin."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPaparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaAirlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya
Sebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya