Meski sudah lengser, SBY terus dikritik gagal majukan ekonomi
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menilai kinerja perekonomian masa pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengalami kegagalan. Menurut Enny, terdapat 10 indikator kegagalan sektor ekonomi masa SBY seperti ketimpangan si kaya dan miskin semakin melebar atau indeks gini ratio yang naik 0,5 persen.
"Kontribusi sektor industri terhadap PDB pun menurun. Pada 2004 share industri mencapai 28 persen, sementara di 2013 turun menjadi 23,5 persen," ujar Enny di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (27/11).
Indikator selanjutnya, neraca perdagangan yang sebelumnya surplus USD25,06 miliar, menjadi defisit USD4,06 miliar. Pertumbuhan ekonomi tinggi namun tidak menciptakan lapangan kerja.
"Elastisitas 1 persen pertumbuhan dalam membuka lapangan kerja, turun dari 436 ribu menjadi 164 ribu. Lalu Efisiensi ekonomi pun semakin buruk. ICOR melonjak 0,33 persen dari 4,17 persen menjadi 4,5 persen. Ini didorong karena adanya inefisiensi birokrasi, korupsi, dan keterbatasan infrastruktur," tegasnya.
Kemudian tax ratio (rasio pajak) justru turun sebesar 1,4 persen dari sebelumnya 12,2 persen menjadi 10,8 persen. Selain itu, kesejahteraan petani menurun 0,92 persen.
Lalu Rasio utang terhadap PDB turun. Namun utang per kapita justru naik dari USD531,29 per penduduk, menjadi USD1,002.69 per penduduk.
"Pembayaran bunga utang menyedot rata-rata 13,6 persen dari anggaran pemerintah pusat, dengan realisasi pembayaran rata-rata 92,7 persen per tahun," ungkapnya.
Selanjutnya APBN naik namun disertai defisit keseimbangan primer. Tahun 2004 keseimbangan primer surplus 1,83 persen dari PDB, tahun 2013 justru defisit 1,19 persen. "Postur APBN semakin tidak proporsional, boros, dan semakin didominasi pengeluaran rutin dan birokrasi," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaPrabowo Optimis Hilirisasi Dorong Ekonomi Indonesia Tumbuh 2 Digit: Ini Bukan Omong Kosong!
Prabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca Selengkapnya