Meski sempat surplus, neraca perdagangan akan kembali defisit
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) pesimis memperkirakan peluang mempertahankan surplus neraca perdagangan seperti Agustus lalu. Pantauan bank sentral menunjukkan, besar kemungkinan data dua bulanan ekspor-impor yang memotret kondisi September akan kembali terperosok.
Penyebab utamanya justru impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diklaim pemerintah mulai turun selepas ada penyesuaian harga jual tiga bulan lalu.
"Impor bahan bakar minyak pada September masih terlihat tinggi. Jadi, neraca perdagangan dikhawatirkan mungkin kembali defisit," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat bertandang di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/10).
Selanjutnya, ancaman defisit neraca perdagangan itu merembet pada akun neraca transaksi berjalan yang diperkirakan akan berada di kisaran 3,3 hingga 3,5 persen, khusus triwulan III tahun ini. Setidaknya, menurut Agus, sudah ada perbaikan dibanding kondisi pada triwulan II.
"Kami lihat transaksi berjalan di kuartal ketiga ini lebih baik dibanding kuartal kedua," ungkapnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengklaim pertumbuhan konsumsi BBM pada triwulan III lebih rendah, dibanding periode sebelumnya. Data pemerintah menyebut peningkatan konsumsi premium dan solar lebih rendah dibanding kisaran 6-8 persen di Semester pertama tahun ini.
"Terjadi penghematan konsumsi besar BBM kita. Kenaikan harga BBM waktu itu memperbaiki fiskal kita, cara mengonsumsi BBM kita dan ada kesadaran baru penghematan itu penting," kata Hatta awal bulan lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor sepanjang Agustus lalu menurun 12,77 persen dibanding bulan sebelumnya dengan nilai USD 15,08 miliar. Rupanya, besaran impor turun lebih besar mencapai 25,2 persen dibanding Juli 2013, senilai USD 13 juta. Imbasnya, neraca perdagangan Agustus 2013 surplus USD 132,4 juta.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaPertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaCak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaPertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca Selengkapnya